Suara.com - Tom Lembong, mantan orang kepercayaan Jokowi yang kini berada di Kubu Anies Baswedan (Timnas AMIN), mengungkapkan penyesalannya atas peran sebelumnya dalam pemerintahan.
Menurut dia, strategi yang diterapkan saat itu untuk memperbaiki ekonomi Indonesia tidak sepenuhnya berhasil. Ia yang sempat menjabat Kepala BKPM hingga Menteri itu mengaku mempelajari data-datanya dan menyesal karena jadi bagian dari pemerintah.
"Saya juga memiliki rasa penyesalan yang cukup besar karena pernah menjadi bagian dari pemerintah," ujar Tom Lembong dalam agenda"Pemuda Harsa: Bangga Bicara" di On3 Senayan, GBK, Jakarta, pada Jumat (9/2/2024) lalu.
Menurutnya, banyak strategi pemerintah yang hasilnya tidak memuaskan. Bahkan, ia menyebut bahwa ada banyak kegagalan.
Baca Juga: Kurangi Risiko Kecelakaan! Strategi Efektif untuk Mengerem Motor dengan Aman
Salah satu contoh kegagalan yang dijelaskannya adalah ketidakmampuan Pemerintah Indonesia dalam mengatasi situasi di mana selama 10 tahun terakhir, jumlah kelas menengah di Indonesia tidak mengalami pertumbuhan yang berarti.
Selanjutnya, ia juga menyajikan data yang menurutnya lebih akurat dan mencerminkan keadaan sesungguhnya daripada hanya mengandalkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam Produk Domestik Bruto (PDB). Ia juga mengungkapkan tentang data penjualan sepeda motor.
Tom Lembong mengklaim, pada 2013 silam, terjadi puncak penjualan sepeda motor hingga mencapai 7,9 juta unit. Namun, dari tahun ke tahun, angka tersebut mengalami penurunan, terutama karena dampak pandemi. Saat ini, penjualan motor hanya sekitar 5 juta unit per tahun.
Bahkan, menurut dia, dalam sepuluh tahun terakhir, kelas menengah di Indonesia tidak mengalami perkembangan yang signifikan hingga muncul potensi kemunduran.
Trend yang sama juga terlihat pada pertumbuhan pembelian mobil dan barang elektronik, yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini, menurutnya, disebabkan oleh ketimpangan.
Baca Juga: Sesumbar Jokowi: Kalian Hebat Kalau Bisa Mengalahkan Saya!
Selama sepuluh tahun terakhir, fokus kebijakan ekonomi lebih berorientasi pada investasi. Sebagai mantan Kepala BKPM, ia menyadari bahwa sebagian besar investasi masuk ke sektor-sektor yang membutuhkan modal besar, bukan pekerjaan.
Tom Lembong menyoroti bahwa aliran investasi lebih condong ke industri seperti pertambangan dan perkebunan. Namun, menurutnya, hanya sekitar 20% dari investasi tersebut yang dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya pemerintah untuk mendorong perkembangan sektor jasa.
Industri hanya menyumbang sekitar 18% dari ekonomi Indonesia, sementara sektor jasa mencapai 52%. Sebagai contoh, sektor jasa meliputi pendidikan, kesehatan, keuangan, transportasi, dan properti, yang pada akhirnya menciptakan lapangan kerja.