"Sejauh ini bisa memenuhi kebutuhan hidup menyokong makan dan sekolah tapi jumlahnya terbatas dan kalau sekolah pum nggak sampai perguruan tinggi karena faktor ekonomi, padahal keinginan mereka untuk melanjutkan jenjang kuliah itu ada," jelas Alam.
Dengan demikian, lanjut Alam, bagaimana ke depan negara hadir dan memfasilitasi terkait dengan pendidikan tinggi selaras dengan program Ganjar Pranowo yakni satu keluarga miskin satu sarjana.
Di akhir kunjungannya Alam terlihat mendatangi sebuah galeri ikat tenun yang menjual souvenir dan kerajinan khas Sumba. Dirinya terlihat membeli sejumlah souvenir tersebut.
"Harganya lumayan mahal tapi itu memang ada alasan, kompleksitasnya yang tinggi sampai 8 bulan dan punya cerita. Jadi memang kita perlu hargai dari situ hal yang harus kita jaga dan bangga betul sekali dengan marwah kebudayaan masih sangat kuat," ungkap Alam.
Sebagai informasi, tenun ikat Sumba sendiri memliki filosofi yang menggambarkan relasi antara manusia dan alam yang termanifestasi dari kuatnya hubungan tersebut pada simbol dan motif yang terbentuk.
Makna simbolis dari kain tenun Sumba, menegaskan bahwa nilai kemanusiaan seperti kerjasama, musyawarah, tolong menolong adalah orientasi nilai bagi orang Sumba yang menjunjung tinggi kemanusiaan.