Mata Uang Garuda Merana, Perry: Rupiah Harus Kami Stabilkan Dulu

Kamis, 01 Februari 2024 | 15:22 WIB
Mata Uang Garuda Merana, Perry: Rupiah Harus Kami Stabilkan Dulu
Gubernur BI, Perry Warjiyo (Bloomberg via Getty Images/Bloomberg)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nilai tukar rupiah kembali gagal menampilkan performa positif pada perdagangan awal bulan Februari ini.

Pada Kamis (1/2/2024) mata uang garuda dibuka melemah 26 poin atau -0,17% sehingga kursnya berada di angka Rp15.758 per dolar AS.

Lemahnya rupiah ini pun ditanggapi oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, dirinya mengakui pelemahan ini tidak bisa dihindari.

Padahal sejak awal tahun ini setiap kebijakan moneter yang diambil BI diarahkan untuk membuat rupiah perkasa.

Baca Juga: Gubernur BI Terawang Suku Bunga The Fed Turun Signifikan Tahun Ini

“Secara fundamental harusnya rupiah bisa menguat. Kenapa sekarang melemah? Ya karena berita,” ujar Perry dalam sebuah diskusi 'Stabilitas Moneter di Tengah Dinamika Ekonomi 2024' di Jakarta pada Kamis (1/2/2024).

Perry menyebut sepanjang 2023 nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika menguat 1,1 persen. Tapi saat ini memang trennya sedikit melemah. Namun trennya diperkirakan akan stabil dan menguat kedepannya.

“Tapi rupiah akan menguat, meski masih ada risiko uncertainty. Rupiah harus kami stabilkan dulu. Kami kuatkan dulu. Baru kemudian akan turunkan BI Rate,” tegasnya.

Perry menyampaikan perkembangan nilai tukar rupiah dalam dua pekan terakhir ini lebih dipengaruhi oleh pemberitaan terkait dengan kondisi global tersebut, salah satunya arah suku bunga kebijakan Federal Reserve atau The Fed.

Selain itu, perkembangan nilai tukar rupiah juga dipengaruhi oleh pemberitaan terkait eskalasi tensi geopolitik di Timur Tengah dan Laut China Selatan.

Baca Juga: Bos BI: Tahun Ini Kondisinya Masih Bergelombang

Perry menambahkan ada juga pemberitaan terkait kebijakan di China yang menghentikan pinjaman saham tertentu agar tidak terjadi short selling, dalam rangka menjaga pasar saham tidak merosot di negara tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI