Deposito vs Reksadana: Mana yang Lebih Cocok untuk Anda?

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 30 Januari 2024 | 18:21 WIB
Deposito vs Reksadana: Mana yang Lebih Cocok untuk Anda?
Ilustrasi bunga deposito bank - cara menghitung bunga deposito (Unplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memiliki investasi jangka panjang sepertinya telah menjadi tren positif yang terjadi di Indonesia belakangan ini. Tentu hal ini bisa memberikan manfaat optimal di masa depan, namun instrumen apa yang paling tepat? Misal dibandingkan, deposito vs reksadana lebih untung mana?

Deposito mungkin lebih banyak dikenal sebagai sebuah instrumen investasi yang aman dan pasti. Namun demikian reksadana yang muncul beberapa tahun belakangan berhasil menarik minat masyarakat untuk meletakkan dana yang mereka miliki di sana.

Mari bandingan beberapa variabel yang bisa dicermati dari kedua instrumen investasi tersebut. Sebagai catatan, pembanding yang digunakan pada konteks ini adalah reksadana pasar uang yang memiliki nilai return cukup tinggi.

1. Benefit yang Didapatkan

Baca Juga: Jadi Favorit Pemula, Kapan Waktu Terbaik Investasi Emas?

Deposito sendiri secara nyata akan mendapatkan imbal hasil atau return dari bunga yang diberikan oleh bank atau lembaga keuangan tempat deposito tersebut diletakkan. Sementara reksadana pasar uang akan mendapatkan hasil dari pertumbuhan nilai aset dalam portofolionya.

Nilai dari bunga deposito cenderung sudah jelas dan disepakati di awal, dengan fluktuasi yang sangat rendah. Namun untuk reksadana pasar uang nilainya akan bergantung pada kondisi dan perkembangan pasar.

2. Terkait Pajak

Salah satu yang menjadi kelebihan dari reksadana adalah bahwa keuntungannya tidak dikenakan pajak, karena bukan merupakan objek pajak. Sementara bunga yang diberikan pada deposito akan dikenai sejumlah pajak, yang nilainya tidak kecil.

3. Likuiditasnya

Baca Juga: Penilaian Integritas Kementerian Investasi Tidak Dipublikasi KPK, Terindikasi 'Pengondisian'

Berbicara mengenai likuiditas, reksadana pasar uang termasuk salah satu instrumen investasi yang cukup likuid karena dapat dicairkan kapan saja dengan proses maksimal tujuh hari kerja. Sementara itu deposito tidak dapat dicairkan lebih awal, kecuali Anda sebagai pemiliknya mau membayar denda pinalti yang diberikan.

4. Modal Awal

Dengan modal yang tidak terlalu besar, instrumen reksadana pasar uang akan menjadi opsi yang menarik. Dengan modal mulai dari Rp100,000 saja, potensi keuntungan yang diperoleh dapat dikatakan serupa dengan modal besar yang dimiliki orang lain.

Namun demikian deposito bank akan memiliki nilai awal pada angka Rp10,000,000 secara umum di berbagai bank.

5. Bagaimana Mengenai Risiko?

Jika berbicara risiko, maka pada deposito risiko yang harus dihadapi adalah pada nilai bunga yang dapat turun jika suku bunga acuan bank turun. Namun simpanan deposito dengan nilai tertentu (sekitar Rp2 miliar) yang sesuai dengan bunga acuan dijamin oleh LPS jika bank mengalami kebangkrutan.

Reksadana pasar uang memiliki risiko perubahan nilai aktiva bersih atau NAB, tergantung dengan kondisi pasar. Sebagian produk investasi tidak dijamin LPS, namun diawasi oleh OJK.

Kontributor : I Made Rendika Ardian

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI