Suara.com - Bicara Udara dengan Energi Bersih For The Win meminta Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Capres dan Cawapres) dalam Pemilu 2024 untuk memikirkan soal isu-isu lingkungan dan transisi energi dalam program kerja mereka.
Hal itu menyeruak dalam sebuah diskusi bertajuk 'Isu Polusi Udara dan Transisi Energi' yang diselenggarakan pada Rabu, (24/1/2024), di Twin House Blok M, Jakarta.
Acara ini diselenggarakan untuk membuka kesempatan bagi generasi muda, terutama Generasi Z dan generasi milenial, untuk memahami visi dan misi calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) terkait dengan komitmen mereka terhadap isu-isu lingkungan dan transisi energi.
Hadir sebagai panelis diskusi yaitu Co-Founder Bijak Memilih Andhyta F. Utami, Project Manager CASE for SEA Agus Tampubolon, serta Content Creator Indah Gunawan. Sementara dari sisi penanggap yaitu Irvan Pulungan yang mewakili Timnas Anies Muhaimin, Dr. Muhammad Hidayat yang mewakili TKN Earth Prabowo Gibran, serta Manik Marganamahendra yang mewakili TPN Ganjar Mahfud. Diskusi dimoderatori oleh Novita Natalia, Co-Founder Bicara Udara.
“55% pemilih dalam pemilu 2024 merupakan pemilih muda yang terbagi atas generasi milenial dan generasi Z. Kami merasa penting untuk memfasilitasi anak muda di tahun 2024 ini agar menggunakan hak pilihnya dalam menentukan pemimpin yang mendukung kebijakan-kebijakan lingkungan,” ujar Novita Natalia, Co-Founder Bicara Udara dikutip Jumat (26/1/2024).
Diskusi Publik berlangsung dalam 3 sesi. Sesi pertama merupakan pembahasan masalah lingkungan secara umum terutama tentang polusi udara dan energi terbarukan diawali dengan video pemantik. Sesi kedua me-review ulang dan mengkonfirmasi pernyataan Cawapres dalam Debat Cawapres ke-2 melalui tanya jawab panelis-penanggap. Sementara sesi ketiga merupakan tanya jawab dan aspirasi dari audiens.
Dalam diskusi, Co-Founder Bijak Memilih Andhyta F. Utami mengatakan, masalah yang besar belakangan ini adalah banyak aktivitas lingkungan yang pintunya tidak banyak dibuka, banyak peneliti yang tidak boleh meneliti, dan bahkan dicabut izinnya.
“Yang perlu diperhatikan paradigma dari setiap paslon bagaimana memasukkan lingkungan di dalam konsep keadilan, konsep pertumbuhan, atau dalam konsep pemerataan. Visi misi dari setiap paslon sudah baik, selanjutnya tinggal bagaimana visi misi ini ter-delivered dengan baik & komitmen,” ujar Afutami.
Pada kesempatan yang sama, Project Manager CASE for SEA Agus Tampubolon menjelaskan, ketiga perwakilan paslon memberikan jawaban yang berbeda fokus dan levelnya terkait pertanyaan strategi just energy transition dan terobosan kebijakan.
Baca Juga: Dewan Pakar TKN Gelar Rapat, Apa Strategi Prabowo Hadapi Debat Capres Terakhir?
“Ada beberapa strategi dan kebijakan yang menurut saya sudah tepat arahnya guna mempercepat transisi energi, namun ada juga yang masih terlalu umum. Semoga diskusi singkat kemarin bisa membantu pemilih muda dalam memahami arah tiap paslon terkait transisi energi,” imbuhnya.