Indonesia Duduki Peringkat 45 WDCR, Naik Enam TIngkat Dibanding Sebelumnya

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 25 Januari 2024 | 13:52 WIB
Indonesia Duduki Peringkat 45 WDCR, Naik Enam TIngkat Dibanding Sebelumnya
Sebagai ilustrasi-Terminal Petikemas (TPK) Bitung, salah satu TPK yang mulai dioperasikan pada Jumat (1/4/2022) oleh PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP). ANTARA/HO-SPTP
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Riset World Digital Competitiveness Ranking (WDCR) 2023 menunjukkan, daya saing digital Indonesia mengalami peningkatan dan kini berada di peringkat 45 dunia.

Riset yang dilakukan oleh International Institute for Management Development (IMD) asal Swiss ini mencatat bahwa Indonesia naik enam peringkat dari posisi 51 dunia pada tahun 2022.

Dalam lima tahun terakhir, daya saing digital Indonesia terus mengalami peningkatan hingga mencapai 11 peringkat. Professor Arturo Bris, selaku Direktur IMD World Competitiveness Center, menyatakan bahwa perubahan yang signifikan dalam transformasi digital menunjukkan kesuksesan, dan diharapkan laporan ini dapat mendukung percepatan strategi digitalisasi dan pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia pada tahun 2024.

IMD menilai ada dua faktor utama yang berhasil mendongkrak daya saing digital Indonesia. Pertama, pertumbuhan investasi yang agresif berhasil mendongkrak kesiapan digital Indonesia, terutama dari sektor telekomunikasi, perbankan, dan venture capital.

Baca Juga: Meski Kecewa Gol Penalti Jepang, Rafael Struick Sudah Cukup Puas dengan Penampilan Timnas Indonesia

Kedua, pertumbuhan para entrepreneur teknologi turut menyokong kesiapan teknologi Indonesia di masa depan. Namun terdapat dua faktor yang menghambat peningkatan daya saing digital Indonesia.

Bris mengatakan, hal pertama adalah terkait dengan pendidikan dan pelatihan. Kemudian, kurangnya riset dan pengembangan teknologi.

Lebih lanjut, Indonesia juga perlu meningkatkan hibah untuk paten teknologi terbaru (high-tech) dan meningkatkan angka pekerja dengan keahlian dan pengetahuan teknologi khusus, untuk memperbaiki daya saing digital.

Sementara terkait pendidikan dan pelatihan, Indonesia perlu menambah total anggaran untuk pendidikan, rasio murid-guru di pendidikan tinggi, angka lulusan sains, jumlah sarjana perempuan, dan prestasi di pendidikan tinggi.

"Berdasarkan banyak riset yang telah kami lakukan, peningkatan investasi pendidikan dan pelatihan terbukti meningkatkan daya saing digital lantaran memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja yang ada. Ke depan, kami perkirakan akan terjadi lonjakan permintaan tenaga kerja terkait teknologi dan AI (kecerdasan buatan)," ujar Bris, dikutip dari Antara pada Kamis (25/1/2024).

Baca Juga: Kaesang Pangarep Safari Politik ke Papua Pakai Topi Gemes Gambar Bunga Sakura, Ternyata Segini Harganya

Bris menyampaikan, untuk terus mendorong daya saing digital, Indonesia juga perlunya peningkatan kecepatan internet. Saat ini, kecepatan internet di Indonesia ada diposisi nyaris terakhir yakni urutan ke 62 dari total 64 negara yang diteliti.

Selain itu, jumlah pengguna internet di Indonesia juga perlu ditingkatkan lantaran hanya ada di urutan 60 dunia. Masalah maraknya pembajakan perangkat lunak (software) juga menjadi persoalan yang masih perlu diselesaikan untuk meningkatkan daya saing digital Indonesia.

WDCR 2023 melakukan penelitian terhadap daya saing digital dari 64 negara dengan mempertimbangkan tiga faktor utama, yakni pengetahuan, teknologi, dan kesiapan masa depan.

IMD WDCR yang dirilis pada akhir tahun 2023 membandingkan peringkat kemapanan daya saing digital dari 64 negara. Lima negara dengan daya saing digital terbaik menurut IMD World Digital Competitiveness 2023 adalah Amerika Serikat, Belanda, Singapura, Denmark, dan Swiss.

Riset ini menunjukkan, daya saing digital Indonesia unggul dibandingkan dengan beberapa negara Asia lainnya, seperti India (peringkat 49), Filipina (59), dan Mongolia (63). Meskipun demikian, di kawasan Asia Tenggara, Indonesia masih tertinggal jauh dari Singapura (peringkat 3), Malaysia (33), dan Thailand (35).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI