Suara.com - Produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin, hingga kini masih sering dipersepsikan memiliki risiko kesehatan yang sama besarnya dengan rokok.
Tapi, ternyata anggapan ini salah. Persepsi yang keliru tersebut pun dijadikan sebagai acuan untuk menilai bahwa produk tembakau alternatif bukanlah opsi yang tepat bagi perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaan merokok.
Bagaimana fakta sebenarnya? Simak penjelasannya di bawah ini.
Risiko Lebih Rendah Dibandingkan Rokok
Public Health England (PHE), yang kini dikenal sebagai UK Health Security Agency, mempublikasikan hasil kajian berjudul “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products” pada 2018 lalu.
Hasilnya, rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan mampu mengurangi paparan risiko hingga 90-95 persen lebih rendah daripada rokok.
“Kami perlu meyakinkan perokok bahwa beralih ke produk tembakau alternatif akan jauh lebih rendah risiko daripada merokok. Akan tragis jika ribuan perokok yang ingin bisa beralih dengan bantuan produk tembakau alternatif jadi terhambat karena takut,” kata Profesor John Newton, Direktur Peningkatan Kesehatan di PHE, seperti dikutip, Selasa (23/1/2024).
Perbaiki Kualitas Kardiovaskular
Berdasarkan penelitian dari Universitas Dundee (2019), yang didanai British Heart Foundation, menyebutkan produk tembakau alternatif memiliki risiko yang lebih rendah terhadap kardiovaskular dibandingkan merokok.
Baca Juga: Produk Tembakau Alternatif Terbukti Efektif Turunkan Prevalensi Merokok
Penelitian ini melakukan observasi terhadap 114 orang, yang telah merokok setidaknya 15 batang sehari selama dua tahun. Hasilnya, dalam rentang satu bulan setelah beralih dari rokok ke produk tembakau alternatif, kondisi pembuluh darah, termasuk tekanan dan kekakuan arteri, mulai membaik.