Suara.com - Thomas Trikasih Lembong atau lebih dikenal Thomas Lembong kekinian tengah hits dan dibicarakan semua pihak. Pasalnya, nama Thomas Lembong disebut oleh Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka saat debat cawapres pada Minggu (21/1) malam.
Disebutnya Co-Captain Timnas Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar itu ketika, Gibran ingin menanyakan perihal pandangannya soal pemanfaatan nikel untuk bahan baku baterai kendaraan listrik.
"Akan saya gunakan apabila pertanyaannya belum jelas. Bagaimana Gus? Saya jelaskan juga gak papa? lithium ferro phosphate. Itu sering digaungkan pak Thomas Lembong itu," ujar Gibran dalam kesempatan debat tersebut.
Baca Juga: Ini Kinerja Investasi Ketika Thomas Lembong Menjadi Kepala BKPM
Baca Juga: Jokowi Terapkan Kebijakan Greenflation yang Disampaikan Gibran dalam Debat?
Terlepas dari hal itu, Thomas Lembong sempat menjadi tim penyusun pidati Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam sebuah kesempatan, mantan Kepala BKPM itu mengaku selama tujuh tahun membuat contekan pidato Jokowi.
Salah satu pidato yang viral dan ditulis oleh Thomas Lembong yaitu ketika Jokowi menggambarkan kondisi perekonomian dunia seperti film fiksi Game of Throne. Bahkan, Jokowi meniru tagline "Winter is Coming" dalam film tersebut yang menjadi viral sesudahnya.
Pidato itu dibacakan Jokowi, dalam forum Annual World Bank - IMF Meeting 2018, di Bali, Indonesia.
Adapun, berikut isi lengkap pidato Jokowi yang dituliskan Thomas Lembong:
"Atas nama masyarakat Indonesia, saya menyampaikan terima kasih atas perhatian, dukungan dan bantuan dari saudara-saudara kira dari seluruh penjuru dunia untuk masyarakat NTB dan Sulawesi Tengah yang menjadi korban gempa dan tsunami. Hal ini menunjukkan persaudaraan kita sangat erat, persaudaraan untuk kemanusiaan dan persaudaraan untuk menyelesaikan masalah bersama kita.
Baca Juga: Debat Keempat Pilpres 2024, 'Ladang Ranjau' Provokasi
Sepuluh tahun yang lalu, kita mengalami Krisis Finansial Global. Berkat langkah-langkah kebijakan moneter dan fiskal yang luar biasa, yang membutuhkan keberanian politik yang besar. Saudara-saudara para pembuat kebijakan telah menyelamatkan dunia dari depresi global yang pada waktu itu sudah di depan mata. Untuk itu, kami menyampaikan selamat atas kesuksesan Saudara-saudara dalam mengatasi Krisis Finansial Global tahun 2008.
Setelah 10 tahun berlalu, kita tetap harus waspada terhadap meningkatnya risiko dan kesiap-siagaan kita dalam mengalami ketidak-pastian global. Seperti yang disampaikan Nyonya Lagarde, terdapat banyak masalah yang membayangi perekonomian dunia. Amerika Serikat menikmati pertumbuhan yang pesat, namun di banyak negara terdapat pertumbuhan yang lemah atau tidak stabil.
Perang Dagang semakin marak dan inovasi teknologi mengakibatkan banyak industri terguncang. Negara-negara yang tengah tumbuh juga sedang mengalami tekanan pasar yang besar. Dengan banyaknya masalah perekonomian dunia, sudah cukup bagi kita untuk mengatakan bahwa: Winter is Coming.
Hadirin yang berbahagia,
Dalam beberapa dekade terakhir ini, negara ekonomi maju telah mendorong kami, negara ekonomi berkembang untuk 'membuka diri' dan ikut dalam Perdagangan Bebas dan Keuangan Terbuka.
Globalisasi dan keterbukaan ekonomi internasional ini telah memberikan banyak sekali keuntungan, baik bagi negara maju maupun negara berkembang. Berkat kepeduliaan dan bantuan negara ekonomi maju, kami negara-negara berkembang mampu memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi dunia.
Namun, akhir-akhir ini, hubungan antar-negara-negara ekonomi maju semakin lama semakin terlihat seperti 'Game of Thrones'.
Balance of power dan aliansi antar-negara-negara ekonomi maju sepertinya tengah mengalami keretakan. Lemahnya kerja sama dan koordinasi telah menyebabkan terjadinya banyak masalah, seperti peningkatan drastis harga minyak mentah dan juga kekacauan di pasar mata uang yang dialami negara-negara berkembang.
Hadirin Yang Terhormat,
Dalam serial 'Game of Thrones', sejumlah houses, Great Families bertarung hebat antara satu sama lain, untuk mengambil alih kendali 'The Iron Throne'. 'Mother of Dragons' menggambarkan siklus kehidupan.
Perebutan kekuasaan antar-para 'Great Houses' itu bagaikan sebuah roda besar yang berputar. Seiring perputaran roda, satu Great House tengah berjaya, sementara House yang lain menghadapi kesulitan, dan setelahnya, House yang lain berjaya, dengan menjatuhkan House yang lain.
Namun, yang mereka lupa, tatkala para 'Great Houses' sibuk bertarung satu sama lain, mereka tidak sadar adanya ancaman besar dari Utara. Seorang 'Evil Winter', yang ingin merusak dan menyelimuti seluruh dunia dengan es dan kehancuran.
Dengan adanya kekhawatiran ancaman 'Evil Winter' tersebut, akhirnya mereka sadar: tidak penting siapa yang duduk di 'Iron Throne'. Yang penting adalah kekuatan bersama untuk mengalahkan 'Evil Winter' agar bencana global tidak terjadi. Agar dunia tidak berubah menjadi tanah tandus yang porak poranda, yang menyengsarakan kita semua."