Modal Awal Rp500 Ribu, Kini Tukang Kopi Ini 'Seruput' Rp50 Juta Sebulan

Minggu, 21 Januari 2024 | 08:09 WIB
Modal Awal Rp500 Ribu, Kini Tukang Kopi Ini 'Seruput' Rp50 Juta Sebulan
Ilsutrasi. Rejeki memang tak kemana, itulah yang kini dirasakan Deni Saputra, karena suskes membangun usaha kafe kopi.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rejeki memang tak kemana, itulah yang kini dirasakan Deni Saputra, warga Kemalaraja, Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan, dirinya tak menyangka impiannya menjadi nyata tak kala sukses membangun usaha kafe kopi.

Kisah sukses ini berkat pendampingan dan pembinaan dari Rumah BUMN (RB) Baturaja yang dikelola oleh anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) di Sumatera Selatan, PT Semen Baturaja Tbk.

Awalnya Deni Saputra merintis usaha Ngupi Ku-day pada 2018 untuk memaksimalkan hasil kebun kopinya
seluas 2 hektar di Pulau Beringin, Kabupaten OKU Selatan, serta memberikan manfaat bagi orang- orang di sekitarnya dengan membuka lapangan pekerjaan.

“Saya sangat bersyukur bisa bergabung di RB Baturaja sehingga Ngupi Ku-day bisa dikenal luas dan meningkatkan penjualan. Sekarang usaha saya jauh berkembang. Produk kopi saya sudah masuk ke beberapa hotel dan kafe di Martapura dan Palembang. Impian saya untuk punya kafe sendiri juga tercapai. Kalau ditanya omzet, rata-rata saya bisa dapat hingga Rp50 juta per bulan. Jauh sekali kondisinya saat awal membangun usaha,” kata Deni dikutip Suara.com Minggu (21/1/2024).

Baca Juga: Desainer Tas Kasur Girang Dapat Endorse Gratis dari Fuji: Makasih Kak Sudah Bantu UMKM Kecil

Deni mengisahkan masa sulitnya saat awal merintis usaha kopi, karena keterbatasan modal hingga alat yang ia miliki. Kondisi ini pun ditambah dengan jumlah pelanggan yang masih sedikit.

“Modal saya saat itu Rp500 ribu dan saya belum punya mesin roasting dan mesin giling kopi. Jadi saya harus titip ke orang. Pelanggan masih terbatas pada teman dan tetangga sekitar rumah, sehingga saya harus menawarkan produk secara door to door. Pendapatan kala itu sekitar Rp100 ribu,” cerita Deni.

Beruntunglah pada 2019, dirinya mendapat informasi tentang RB Baturaja dari media sosial dan memutuskan untuk bergabung menjadi mitra di RB Baturaja. Di RB Baturaja, usaha kopinya mendapat pendampingan dan bantuan pemasaran, serta diikutsertakan ke pameran-pameran.

Setiap selesai pameran, Deni mengaku ada saja pelanggan yang menghubungi untuk memesan kopi ke nomor yang tertera di kemasan produk. Dari situ pelanggan mulai bertambah dan omzet terus meningkat.

“Tahun 2020 akhirnya saya bisa beli mesin roasting dan mesin giling kopi. Karena banyak yang ingin menikmati kopi langsung di tempat, maka di tahun 2023 saya membuka kafe Ngupi Ku-day di Baturaja. Untuk mengelola kafe, saya dibantu oleh 5 karyawan. Sedangkan pengelolaan kebun kopi dibantu 3 orang. Total karyawan saya saat ini seluruhnya ada 8 orang,” ujar Deni.

Baca Juga: KemenkopUKM Ungkap Manfaat Credit Scoring KUR Tanpa Agunan untuk UMKM

Para penikmat kopi mengunjungi kafe Ngupi Ku-day karena ingin menikmati kopi dengan suasana rumahan. Kini, Ngupi Ku-day bekerja sama dengan RB Baturaja berinovasi melalui program Kedai Kopi Ramah Lingkungan (eco-cafe) di mana pengunjung bisa membayar kopi dengan sampah plastik sebagai bagian dari kepedulian terhadap lingkungan.

Disisi lain Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan para pelaku UMKM sangat perlu dibantu baik dari hal pendampingan dan pembinaan. Menurutnya ini adalah salah satu jalan agar UMKM tersebut bisa survive bahkan sukses.

Kata Vita banyak cara yang bisa dilakukan untuk membantu UMKM salah satunya terkiat pendampingan untuk proses perizinan seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikasi halal, beragam pelatihan, hingga packaging dan pemasaran produk.

Selain itu juga bisa diajak dalam berpartisipasi dalam ajang pameran berskala nasional hingga internasional.

“Pelibatan UMKM dalam berbagai pameran bertujuan untuk memberikan pengalaman, meningkatkan kompetensi, serta memperluas jangkauan pemasaran produk sehingga tidak hanya dapat dijangkau oleh warga lokal saja tetapi bisa diterima di tingkat nasional bahkan go international,” kata Vita Mahreyni.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI