Pasca Tragedi KA Turangga, Menhub Janji 6 Perubahan: Reformasi SDM Hingga Sinyal Kereta

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 18 Januari 2024 | 14:13 WIB
Pasca Tragedi KA Turangga, Menhub Janji 6 Perubahan: Reformasi SDM Hingga Sinyal Kereta
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyebab kecelakaan Kereta Api Turangga di Cicalengka, Bandung pada Jumat (5/1/2024) lalu, menurut Menteri Perhubungan Indonesia, Budi Karya Sumadi, salah satunya mungkin karena tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) oleh manusia.

Dugaan itu ia sampaikan, selain beberapa faktor lain yang menjadi penyebab kecelakaan kereta api yang menelan korban jiwa tersebut.

Menhub menambahkan, saat ini pihaknya sudah memiliki rencana penanganan pasca kecelakaan dan dilaporkan kepada Presiden Jokowi.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana melakukan reformasi sumber daya manusia sebagai solusi jangka pendek.

Baca Juga: 10 Kecelakaan Kereta Api Terparah di Indonesia Sepanjang Masa

Selain itu juga restrukturisasi internal, pengembangan SOP baru kereta api, evaluasi sistem jalur tunggal dan sistem persinyalan operasional kereta.

"Berkaitan dengan sinyal (yang) masih manual. Bagaimana caranya, tahun anggaran ini kita akan selesaikan semua berkaitan dengan sinyal, khususnya di Jawa," katanya.

Kecelakaan KA Turangga vs KA Commuterline Bandung Raya (Twitter/jalur5_)
Kecelakaan KA Turangga vs KA Commuterline Bandung Raya (Twitter/jalur5_)

Sebagai informasi, insiden kecelakaan KA Turangga terjadi pada Jumat (5/1) sekitar pukul 06.03 WIB, di mana KA Turangga yang berangkat dari Stasiun Surabaya Gubeng menuju Bandung bertabrakan dengan KA lokal Bandung Raya yang berangkat dari Stasiun Padalarang menuju Cicalengka.

Dalam peristiwa tersebut, keempat korban tewas merupakan petugas PT KAI (Persero), sementara seluruh penumpang dari KA Turangga (287 orang) dan KA Baraya (191 penumpang) selamat.

Kecelakaan KA kini kerap terjadi dalam empat bulan terakhir. Kejadian pertama tercatat pada 17 Oktober lalu, melibatkan Kereta Api Argo Semeru. Kecelakaan kedua terjadi pada awal Januari, melibatkan Kereta Api Turangga dan KA Lokal Bandung Raya yang menyebabkan empat orang tewas.

Baca Juga: Profil KA Turangga yang Adu Banteng dengan Kereta Lokal, Bukan Kecelakaan Pertama

Insiden ketiga terjadi pada Minggu (14/01), di mana sebuah kereta anjlok di Stasiun Tanggulangin.

Menyikapi rangkaian insiden tersebut, Direktur Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub, Risal Wasal, mengungkapkan komitmennya untuk terus melakukan evaluasi. Evaluasi ini tidak hanya untuk mengidentifikasi penyebab, tetapi juga untuk mencari solusi terbaik agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

Wasal menegaskan bahwa DJKA terus meningkatkan infrastruktur jalur kereta api dan membangun jalur ganda untuk meningkatkan keselamatan, kenyamanan, dan keamanan perjalanan kereta api.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI