Geopolitik Hingga AI Jadi Tantangan Bagi Pelaku Usaha di 2024

Achmad Fauzi Suara.Com
Kamis, 18 Januari 2024 | 09:50 WIB
Geopolitik Hingga AI Jadi Tantangan Bagi Pelaku Usaha di 2024
Ilustrasi kecerdasan buatan. [Freepik]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Executives' Global Network (EGN), sebuah jaringan keanggotaan eksekutif berbasis peer group mengungkapkan tantangan yang dihadapi pelaku usaha di tahun 2024. Dua tantangannya yang akan menghantui pelaku usaha yaitu Kondisi Geopolitik hingga kecerdasan buatan atau AI.

Hal ini diketahui dari survei yang dilakukan oleh EGN. Survei tersebut turut menyoroti bahwa tantangan seperti ketersediaan tenaga kerja ahli, resesi global, dan kurangnya kesiapan untuk mengadopsi teknologi Kecerdasan Buatan (AI), merupakan beberapa isu utama yang akan dihadapi oleh dunia bisnis.

"AI dan teknologi digital lainnya menjadi tren yang sangat signifikan untuk diantisipasi tahun ini, sebagaimana yang ditekankan oleh para anggota kami dalam hasil survei. Oleh karena itu, kami sangat teliti dalam memilih topik diskusi untuk pertemuan dan lokakarya peer group kami," ujar Co-Founder dan Managing Director, EGN Indonesia, Dona Amelia yang dikutip, Senin (18/1/2024).

"Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa mereka dapat memperoleh wawasan yang relevan dan mendalam, yang dapat membantu mereka menghadapi berbagai tren dan tantangan yang tengah berkembang saat ini," sambung dia.

Baca Juga: Majukan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Banjar Lewat Pelatihan Ikan Air Tawar

Atas tantangan itu, Dona memastikan, saat pertama kali memasuki pasar Indonesia pada Maret 2022 lalu, EGN membawa misi untuk membantu para pemimpin menjadi individu yang lebih baik.

Misi ini telah menjadi landasan utama EGN sejak tahun 1992, yang didedikasikan untuk memberdayakan para pemimpin bisnis dengan dorongan yang mereka perlukan agar dapat mewujudkan perubahan positif, menawarkan nilai tambah, dan lebih berkontribusi pada kesuksesan pribadi dan organisasi mereka

Konsep ini memberikan kesempatan bagi para pemimpin untuk memanfaatkan pengalaman kolektif dari sesama anggota di dalam kelompoknya masing-masing. Dengan demikian, mereka dapat saling mempelajari berbagai tantangan dan permasalahan dari para anggota EGN yang bekerja di perusahaan dengan skala yang serupa.

Hal ini sejalan dengan hasil survei terbaru dari EGN Indonesia, di mana 80% dari anggotanya menyatakan bahwa jaringan berbasis peer group besutan EGN tersebut dapat memberikan manfaat signifikan sebagai wadah untuk memperoleh pembelajaran dari pengalaman, perspektif, dan pengetahuan beragam yang dimiliki oleh rekan sesama anggota.

"Fokus kami tidak terpaku pada pertumbuhan angka, melainkan juga pada dampak yang dapat kami berikan kepada para anggota. Hal ini menjadi krusial, terutama mengingat bagaimana komunitas bisnis dihadapkan pada tantangan geopolitik dan ketidakstabilan ekonomi yang dapat mempengaruhi organisasi mereka secara langsung," imbuh dia.

Baca Juga: IMF Sebut AI Meresehkan Ketersedian Lapangan Kerja Global

Selain itu, sekitar tiga perempat dari responden setuju bahwa diskusi-diskusi bermakna yang terjadi selama pertemuan kelompok EGN menjadi faktor utama yang membedakannya dengan organisasi-organisasi jaringan keanggotaan sejenis.

Bahkan, dalam hasil survei tersebut, ada anggota yang berbagi pengalaman di mana isu yang dibahas dalam salah satu pertemuan EGN sangat serupa dengan tantangan yang tengah ia hadapi di lingkungan perusahaannya. Anggota tersebut menerima solusi yang diberikan oleh rekan-rekan anggotanya dan terbukti efektif dalam membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh organisasinya.

"Tren lainnya yang kami amati adalah kesiapan para eksekutif untuk melakukan investasi dalam sarana-sarana yang dapat memperkaya hubungan profesional mereka melalui keterlibatan dalam jaringan profesional seperti EGN, agar tidak selalu bergantung pada apa yang ditawarkan oleh perusahaan mereka semata," pungkas Dona.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI