Permendag 36 Diharapkan Jadi Benteng Serbuan Impor Bahan Baku dan Produk Jadi Plastik

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 18 Januari 2024 | 07:55 WIB
Permendag 36 Diharapkan Jadi Benteng Serbuan Impor Bahan Baku dan Produk Jadi Plastik
Ilustrasi limbah botol plastik. [ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor yang belum lama ini dikeluarkan, mendapat tanggapan dari Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas).

Sekertaris Jenderal Inaplas, Fajar Budiono berharap kebijakan ini akan melindungi serbuan impor bahan baku dan produk jadi plastik sehingga industri hulu dan hilir plastik dapat berkembang bersama dan Jumlah lartas bahan baku plastik ada 12 HS sedangkan produk hilir ada 140 HS diharapkan produk jadi plastik lebih kompetitif dan dapat mendorong peningkatan kapasitas produk dalam negeri.

“Untuk itu. Inaplas akan mengawal agar permendag ini bermanfaat bagi industri plastik dan tidak disalah gunakan pihak yang tidak berhak. Inaplas meminta agar dalam pelaksanaan kebijakan ini tidak mengganggu operasional pabrik dan tidak menyebabkan kelangkaan bahan baku plastik,” ungkap Fajar ditulis Kamis (18/1/2024).

Lebih lanjut, Sekjen Inaplas ini meminta agar pelayanan perizinan diberikan sesuai jadwal shg tidak mengganggu proses perencanaan produksi.

Baca Juga: Boy William Ngaku Operasi Hidung Bukan karena Alasan Estetika, Malah Dicibir Netizen

Saat ini produk impor sudah sangat besar dan telah mengganggu keberlangsungan produksi dan menurunkan utilisasi pabrik.

Fajar juga resah dengan keadaan pasar domestik yang masih rentan dibobol banjir barang impor dari China. Sementara itu, perlindungan untuk impor barang plastik masih minim.

"Karena banjir produksi dari China, barang jadinya yang turun daya saing jadi ini benar-benar tipis dan kalau nggak hati-hati bisa rugi," keluhnya.

Menurutnya, Industri kini tengah dihadapi dilema kenaikan ongkos produksi imbas bahan baku yang melonjak. Namun, di sisi hilir tidak dapat meningkatkan harga jual lantaran polemik banjir impor China. Kondisi ini membuat langkah ekspansi pelaku usaha tertahan.

Fajar mengatakan beberapa pengusaha lebih memilih mengalihkan investasi ke produk lain. Sementara, beberapa proyek yang sudah terlanjur berjalan masih dipastikan on track.

Baca Juga: Boy William Ungkap Alasannya Operasi Hidung, Berakhir Dinyinyiri: Alasan Klasik Semua Artis

Namun, proyeksi kinerja 2024 untuk industri plastik disebut masih berat dan tidak jauh berbeda dengan tahun 2023 lalu. Hal ini lantaran belum adanya kepastian perlindungan produk plastik dari serbuan barang impor.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI