Suara.com - Schneider Electric berinvestasi menggelontorkan dana kepada perusahaan energi terbarukan SolarKita. Investasi yang dilakukan ini, untuk mengupayakan akselerasi penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap di Indonesia untuk segmen residensial dan rumah tangga.
Investasi ini diharapkan dapat membantu SolarKita menyediakan PLTS atap untuk lebih dari 200 rumah tangga dan menghindari potensi emisi karbon hingga 1.000 ton per tahun.
Adapun sektor residensial memiliki peranan signifikan dalam penyerapan PLTS atap dimana potensi pasar di sejumlah kota besar Indonesia seperti Jabodetabek, Surabaya, Jawa Tengah dan Bali diyakini dapat mencapai 34 GW hingga 116 GW.
"Schneider Electric Energy Access Asia sangat gembira dengan investasi kedua kami di Indonesia dalam mendukung percepatan aksesibilitas solusi-solusi energi terbarukan bagi sektor komersil dan residensial," ujar President of Schneider Electric Energy Access, Gilles Vermot Desroches yang dikutip, Rabu (17/1/2024).
Baca Juga: E2S Award 2023: Apresiasi untuk Pemimpin dan Pelaku Sektor ESDM Berdedikasi
Gilles melanjut, perseroan percaya keberlanjutan dan pencapaian target NZE membutuhkan aksi kolektif termasuk dalam penyediaan impact investing untuk menumbuhkan lebih banyak perusahaan clean energy dengan solusi-solusi inovatif.
"Oleh karena itu sejak 2019, SEEAA aktif berinvestasi pada perusahaan rintisan di negara-negara Asia Selatan dan Asia Tenggara yang memiliki tujuan mendorong peningkatan akses terhadap energi yang terjangkau dan andal, serta mendorong percepatan transisi menuju energi terbarukan dan net-zero. Kami berkolaborasi dengan impact investor lainnya seperti New Energy Nexus agar dapat membantu lebih banyak orang untuk menjadi bagian dari perjalanan transformasi energi," imbuh dia.
Didirikan pada tahun 2018, SolarKita secara spesifik fokus pada penyediaan solusi PLTS atap bagi sektor hunian dan komersial di Indonesia.
SolarKita menawarkan solusi terintegrasi mulai dari sistem pembiayaan, pemasangan, perawatan hingga skema insentif dari listrik yang diproduksi melalui sistem PLTS atap pelanggan. Saat ini, Solarkita telah memasang sistem panel surya ke lebih dari 100 klien di segmen residensial dan komersial.
Sementara, CEO SolarKita Amarangga Lubis mengatakan, pendanaan yang diterima dari New Energy Nexus dan SEEAA terutama bertujuan untuk memperbaiki struktur biaya, meningkatkan kualitas produk dan layanan, meningkatkan penetrasi di pasar residensial, dan mengembangkan teknologi.
Baca Juga: Transisi Energi Dorong Peningkatan Daya Saing Produk Indonesia
"Kami juga akan memperluas jaringan kemitraan dengan mitra pemasang dan penjualan di kota-kota lain di Indonesia sehingga dapat menjangkau lebih banyak pelanggan di wilayah tersebut. Kami akan melakukan penetrasi pasar residensial dengan lebih cepat dan membantu setiap pelanggan untuk menggunakan energi surya dengan cara yang paling mudah dan nyaman," pungkas dia.
Hingga saat ini, Schneider Electric Energy Access Asia (SEEAA) telah berinvestasi di 9 perusahaan rintisan yang tersebar di Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dampak kolektif dari portofolio SEEAA telah menciptakan 765 lapangan kerja ramah lingkungan, mengurangi sekitar 1.1133 ribu ton emisi CO2, dan menghasilkan lebih dari 19 GWh listrik terbarukan atau listrik bersih.