IHSG lagi-lagi Ditutup Melemah, Efek dari Negeri Paman Sam Masih Terasa

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 17 Januari 2024 | 16:49 WIB
IHSG lagi-lagi Ditutup Melemah, Efek dari Negeri Paman Sam Masih Terasa
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penurunan pada hari Rabu, seiring dengan harapan pasar bahwa The Fed tidak akan segera menurunkan tingkat suku bunga acuannya dalam waktu dekat.

Pada penutupan, IHSG mengalami pelemahan sebesar 42,16 poin atau 0,58 persen, mencapai posisi 7.200,63. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 6,45 poin atau 0,66 persen, berada pada posisi 968,94.

Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas mencatat dalam analisisnya di Jakarta pada hari ini, pelemahan IHSG terkait dengan penurunan ekspektasi pasar terhadap kemungkinan penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) dalam waktu dekat, yang tercermin dari melemahnya pasar saham regional Asia.

Hal ini masih berkaitan dengan pernyataan Gubernur The Fed Christopher Waller yang mengatakan The Fed tidak bisa terburu-buru menurunkan suku bunga acuannya.

Dampaknya, imbal hasil US Treasury 10-tahun naik 11,9 basis poin menjadi 4,0695 persen, dan yield obligasi di Eropa berfluktuasi karena para pejabat bank sentral Eropa mempertahankan ketidakpastian mengenai waktu penurunan suku bunga.

Sementara itu, National Bureau of Statistics China melaporkan pertumbuhan ekonomi China pada kuartal IV-2023 sebesar 1 persen, sesuai dengan ekspektasi pasar, meskipun tidak sebesar kenaikan 1,3 persen pada kuartal III-2023.

Pasar melihat bahwa pertumbuhan tersebut melambat, dipengaruhi oleh upaya pemerintah China yang terus berjuang menghadapi krisis properti yang merosot, penurunan konsumsi, dan ketidakstabilan di tingkat global. Meskipun begitu, secara tahunan, pertumbuhan ekonomi China melebihi target pemerintah dengan mencapai 5,2 persen pada tahun 2023.

Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 16-17 Januari 2024 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan tetap di level 6 persen.

"Keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo, dikutip dari Antara.

Baca Juga: Kenaikan Saham CUAN Dicurigai, Kini Diseret Paksa Masuk Papan Pemantauan Khusus

IHSG Hari Ini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI