Faisal Basri Sebut Sri Mulyani Paling Siap Mundur dari Menteri Keuangan, Prabowo Dibawa-bawa

Senin, 15 Januari 2024 | 13:12 WIB
Faisal Basri Sebut Sri Mulyani Paling Siap Mundur dari Menteri Keuangan, Prabowo Dibawa-bawa
Ekonom senior Faisal Basri membujuk para pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mundur berjamaah dari Kabinet Indonesia Maju.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ekonom senior Faisal Basri membujuk para pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mundur berjamaah dari Kabinet Indonesia Maju, termasuk kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

Dugaan keberpihakan Jokowi terhadap Capres Prabowo Subianto dan Cawapres Gibran Rakabuming Raka menjadi alasan Faisal Basri.

"Ayo sama-sama kita bujuk Bu Sri Mulyani, Pak Basuki, dan beberapa menteri lagi untuk mundur," kata Faisal Faisal dalam Political Economic Outlook 2024 di Tebet, Jakarta dikutip Senin (15/1/2024).

Menurut klaim Faisal, Sri Mulyani adalah menteri yang paling siap mundur dari posisinya saat ini.

Baca Juga: Jokowi Mau Tambah Anggaran Pendidikan Agar Makin Banyak WNI Lulusan S2 dan S3

"Saya dengar Bu Sri Mulyani paling siap untuk mundur. Pramono Anung (sekretaris kabinet) sudah gagap. Kan PDI (PDI Perjuangan) belain Jokowi terus, pusing," kata Faisal.

Lanjut Faisal mundurnya Sri Mulyani hanya tinggal momentum saja.

"Katanya nunggu momentum, mudah-mudahan momentum ini segera insyaallah jadi pemicu yang dahsyat, seperti Pak Ginandjar (Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri Ginandjar Kartasasmita) dan 13 menteri lainnya mundur di zaman Pak Harto (Presiden Soeharto)," sambungnya.

Faisal menilai jika Prabowo-Gibran terpilih maka utang RI bisa bengkak menjadi Rp16 ribu triliun. Jumlah tersebut dua kali lipat dari utang RI saat era Jokowi.

"Kalau kebijakan Jokowi dilanjutkan sama Prabowo dan Gibran, bisa Rp16 kuadriliun (utang Indonesia), 5 tahun ini karena enggak kerja keras (tambah pendapatan)," katanya.

Baca Juga: Dear Pak Jokowi! Utang Luar Negeri RI Kian Bengkak Kini Tembus Rp6.231 Triliun

Faisal menilai pemerintah seakan 'meremehkan' menarik utang baru. Ia menyebut negara tidak berpikir karena yang membayar utang bukanlah mereka para pejabat.

Namun, generasi muda yang harus menanggung kerusakan di Indonesia.

"Karena yang bayar (utang) bukan mereka, utangnya 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun, yang bayar adik-adik kita. Jadi, nyata-nyata yang dilupakan itu, rezim Jokowi mewariskan beban amat berat buat generasi muda," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI