Suara.com - Pemerintah diperkirakan bakal terus berupaya memaksimalkan pemanfaatan migas nasional khususnya gas bumi yang digunakan sebagai energi transisi menuju Net Zero Emission pada tahun 2060.
Sementara itu dalam dua tahun terakhir ini, gas alam cair (LNG) dunia diwarnai dengan lonjakan permintaan dan kompetisi untuk mengamankan pasokan domestik masing-masing negara. Namun, hal ini diprediksi juga akan disusul dengan perlambatan permintaan pada 2024.
Emiten produsen gas dalam negeri PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) pun optimis kinerja mereka akan tetap baik pada tahun ini.
Direktur Utama SBMA Rini Dwiyanti menyebut market share SBMA di Kalimantan dan Indonesia Timur cukup kuat khususnya pulau Kalimantan. "Kami memiliki kehadiran di berbagai golongan, mulai dari bengkel pinggir jalan hingga perusahaan sebesar Pertamina," kata Rini dalam keterangannya di Jakarta Kamis (11/1/2024).
Baca Juga: Masyarakat Beralih ke Transportasi, Realisasi Penyaluran Pertalite Hanya 92% di 2023
Sementara itu untuk tahun politik ini dirinya meyakini kondisi bisnis perseroan tidak akan berpengaruh banyak.
"Kami memiliki keyakinan yang kuat bahwa kami akan terus tumbuh dari semua sektor. Fokus SBMA pada keberlanjutan dan keberagaman layanan akan membantu dalam menjaga stabilitas di tengah perubahan politik," katanya.
“Fokus kami selanjutnya adalah memperluas market share dengan meningkatkan penjualan liquid, agar dapat terus tumbuh secara berkelanjutan," tambahnya.
Rini juga menyebut meskipun saat ini industri perkapalan mengalami tren penurunan, optimisme manajemen tetap tinggi. Di Kalimantan Timur, dirinya melihat pertumbuhan yang konsisten.
"Meski komunitas secara umum mengalami penurunan, kami berhasil mencatat kenaikan setiap bulan. Prinsip kami adalah selama logam masih digunakan dalam reparasi kapal, pasti akan ada permintaan oxygen dan acetylene untuk membantu dalam melakukan reparasi kapal," katanya.
Baca Juga: BPH Migas Buka Suara Kapan Penggunaan BBM Pertalite Dibatasi
Menurut dia pendapatan Perseroan tidak tergantung pada satu sektor tertentu. "Keunggulan kami terletak pada diversifikasi layanan, yang membantu kami menghadapi tantangan dengan lebih baik. Setiap sektor yang kami layani saling menguatkan dan mendukung pondasi perusahaan. Oleh karena itu, kami dapat menjaga stabilitas pendapatan tanpa terlalu terpengaruh oleh perubahan pada satu sektor saja,” ujar Rini.
Pada tahun 2024, belanja modal Surya Biru Murni Acetylene (SBMA) direncanakan untuk pembelian lorry tank, tabung, dan iso tank yang mendukung operasional SBMA. Alokasi dana akan disesuaikan dengan kebutuhan proyek.
“Sumber dana berasal dari cashflow internal perusahaan dan kemungkinan pinjaman dari bank, menegaskan komitmen kami untuk pertumbuhan berkelanjutan,” tutup Rini.