Harga Rata-rata Minyak Mentah RI Merosot Bulan Lalu

Rabu, 10 Januari 2024 | 17:34 WIB
Harga Rata-rata Minyak Mentah RI Merosot Bulan Lalu
Ilustrasi harga minyak dunia turun. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada bulan Desember 2023 ditetapkan sebesar USD75,51 per barel.

Angka ini menurun USD4,12 per barel dari bulan sebelumnya USD79,63 per barel. ICP Desember 2023 ditetapkan melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 17.K/MG.03/DJM/2023 tentang Harga Minyak Mentah Bulan Desember 2023 tanggal 2 Januari 2023.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi menyampaikan bahwa penurunan ICP disebabkan salah satunya karena penurunan harga minyak mentah utama di pasar global akibat penurunan permintaan minyak global.

"Penurunan permintaan minyak global tersebut dipengaruhi oleh pelemahan kondisi makro ekonomi akibat suku bunga yang tinggi. Selain itu, juga terdapat peningkatan standar efisiensi dan peningkatan mobil listrik yang dapat membatasi permintaan minyak," ujar Agus di Jakarta, Rabu (10/1/2024).

Baca Juga: ESDM Tetapkan Formula Baru Harga BBM Subsidi, Begini Rinciannya

Selain itu, penurunan harga minyak mentah utama di Pasar Internasional disebabkan juga karena adanya peningkatan produksi minyak dan stok distillate dan gasoline Amerika Serikat.

Berdasarkan laporan mingguan EIA, produksi minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan pada akhir Desember 2023 dibandingkan akhir November 2023 sebesar 100 ribu bph menjadi 13.3 juta bph. Adapun untuk stok Distillate dan Gasoline AS mengalami peningkatan pada akhir Desember 2023 dibandingkan akhir November 2023, yaitu stok gasoline AS sebesar 7,9 juta bbl menjadi 226,1 juta bbl dan stok distillate AS sebesar 5 juta bbl menjadi 115,8 juta bbl.

"Selain itu, penurunan harga tersebut disebabkan juga adanya sentimen negatif pasar yang pesimis akan kepatuhan negara-negara OPEC+ untuk melakukan pemotongan produksi dan potensi negara lain akan mengikuti jejak Angola untuk keluar dari keanggotaan OPEC," imbuh Agus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI