Harga Bitcoin Bisa Tembus Rp3,1 Miliar Tahun 2025, ETF BTC Penentunya

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 10 Januari 2024 | 13:12 WIB
Harga Bitcoin Bisa Tembus Rp3,1 Miliar Tahun 2025, ETF BTC Penentunya
Ilustrasi Bitcoin [Envato]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga Bitcoin diprediksi menembus US$200.000 atau setara dengan Rp3,1 miliar pada akhir tahun 2025 jika proyek  ETF Bitcoin spot disetujui dan diluncurkan di Amerika Serikat.

Riset dari Bank Standard Chartered menyebut, nilai Bitcoin (BTC) dapat mencapai hampir US$200.000 atau setara dengan Rp3,1 miliar pada akhir tahun 2025 bergantung pada hasil ETF Bitcoin spot di AS.

Kepala aset digital Standard Chartered, Geoff Kendrick satu suara dengan analis logam mulia Suki Cooper, terkait ETF Bitcoin spot berpotensi menarik aliran dana antara US$50 hingga US$100 miliar pada tahun 2024, maka harga Bitcoin berpotensi mendekati US$200.000 pada akhir 2025.

Diperkirakan, antara 437.000 hingga 1,32 juta Bitcoin akan disimpan dalam ETF Bitcoin spot yang terdaftar di Amerika Serikat pada akhir 2024.

Baca Juga: Tahun Lalu Tumbuh Pesat, Industri Kripto Optimistis Hadapi 2024

Dikutip dari Coinvestasi --jaringan Suara.com, perkiraan ini mengindikasikan bahwa Bitcoin perlu meningkatkan nilai sebanyak 4,3 kali lipat dari nilai saat ini yang berada di sekitar US$47.000. 

Kendrick dan Cooper menekankan bahwa kenaikan harga ini mirip dengan yang dialami oleh produk terkait emas setelah peluncuran ETF emas pada November 2004.

Laporan tersebut menuliskan, "Kami memproyeksikan bahwa Bitcoin akan mengalami kenaikan harga sebanding dengan hasil dari persetujuan ETF spot AS, namun kami berpandangan bahwa kenaikan ini akan terjadi dalam periode yang lebih singkat (satu hingga dua tahun), mengingat pandangan kami terhadap pertumbuhan pasar ETF BTC yang lebih cepat."

Meskipun demikian, Mike McGlone, strategis makroekonomi senior di Bloomberg Intelligence, memiliki keraguan terhadap kemampuan Bitcoin untuk mempertahankan reli setelah potensial persetujuan ETF Bitcoin. Menurutnya, Bitcoin adalah salah satu aset berisiko tinggi, dan pasar aset berisiko perlu mengalami koreksi.

"Aset berisiko harus turun. Hampir selalu — itulah yang hilang. Dan Bitcoin adalah salah satu aset paling berisiko," ujar McGlone dalam acara Macro Monday pada 8 Januari lalu.

Baca Juga: Eks CEO Binance Punya Kekayaan Rp580 Triliun, Kini Hartanya Terancam Disedot Amerika

Meskipun proyeksi dari Standard Chartered memberikan pandangan positif terhadap pertumbuhan harga Bitcoin, tetaplah penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor fundamental dan risiko pasar ketika menilai proyeksi ini.

Bagi investor dan pengamat pasar, perkembangan terkait persetujuan ETF Bitcoin spot di AS akan menjadi salah satu faktor kunci yang perlu diawasi secara cermat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI