Suara.com - Beberapa hari terakhir pengacara kondang Tanah Air, Hotman Paris mengeluh soal mahalnya penetapan pajak untuk sektor kesenian dan hiburan.
Hotman protes karena tarif pajaknya menembus 40%.
Dia ketakutan dengan mahalnya tarif pajak ini membuat pelanggan klub malamnya kabur.
Hotman sendiri diketahui memiliki sejumlah saham atas klub malam yang cukup tenar di Tanah Air, semisal Altlas Beach Club di Bali, hingga The H Club dikawasan super mewah SCBD, Jakarta.
Baca Juga: Pajak Hiburan 40% Dituding Mencekik, Hotman Paris Ajak Pengusaha Berteriak
Lantas apa yang menyebabkan tarif pajak sektor ini selangit?
Menyitat sejumlah sumber, Rabu (10/1/2024) ada beberapa alasan yang menyebabkan tarif pajak hiburan cukup mahal, antara lain.
Hiburan dianggap sebagai barang mewah.
Hiburan yang dikenakan pajak tinggi biasanya adalah hiburan yang bersifat mewah dan tidak termasuk kebutuhan pokok, seperti diskotek, karaoke, klab malam, panti pijat, dan mandi uap/spa. Hiburan jenis ini biasanya dinikmati oleh masyarakat kelas menengah ke atas yang memiliki kemampuan untuk membayar pajak yang lebih tinggi.
Pajak hiburan dapat menjadi sumber penerimaan daerah.
Baca Juga: Nikita Mirzani Tak Nafsu Makan Lihat Spanduk Anies Baswedan, Netizen: Lebay Banget
Pajak hiburan merupakan salah satu sumber penerimaan pajak daerah yang potensial. Dengan mengenakan pajak yang tinggi, pemerintah daerah dapat meningkatkan penerimaan pajaknya untuk membiayai pembangunan daerah.
Pajak hiburan dapat mengendalikan perilaku konsumtif.
Pajak hiburan yang tinggi dapat menjadi cara untuk mengendalikan perilaku konsumtif masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah ke atas. Dengan menaikkan harga hiburan, pemerintah diharapkan dapat mengurangi keinginan masyarakat untuk mengonsumsi hiburan mewah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD), besaran pajak hiburan ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan memperhatikan potensi ekonomi daerah, nilai budaya hiburan, dan tingkat elastisitas permintaan terhadap harga layanan hiburan.
Berikut adalah contoh tarif pajak hiburan di beberapa provinsi di Indonesia:
DKI Jakarta:
Diskotek, karaoke, klub malam, bar, dan mandi uap/spa: 40% - 75%
Pertunjukan film di bioskop: 10%
Pameran yang bersifat komersial: 10%
Pertunjukkan sirkus, akrobat, dan sulap yang berkelas nasional dan internasional: 10%
Permainan biliar, bowling, permainan ketangkasan, serta refleksi dan pusat kebugaran/ fitness center: 10%
Jawa Barat:
Diskotek, karaoke, klab malam, bar, dan mandi uap/spa: 40% - 75%
Pertunjukan film di bioskop: 10%
Pameran yang bersifat komersial: 10%
Pertunjukkan sirkus, akrobat, dan sulap yang berkelas nasional dan internasional: 10%
Permainan biliar, bowling, permainan ketangkasan, serta refleksi dan pusat kebugaran/ fitness center: 10%
Pajak hiburan merupakan salah satu jenis pajak yang dapat dipungut oleh pemerintah daerah. Pajak ini dikenakan atas penyelenggaraan hiburan, baik yang bersifat komersial maupun non-komersial.
Sebelumnya, Hotman Paris secara lantang menolak keras atas penetapan pajak 40% bagi sektor usaha jasa kesenian dan hiburan.
Hotman beralasan penetapan pajak ini sangat mencekik para pelaku usaha, termasuk dirinya yang mengelola sejumlah klub hiburan malam.
"Apa ini benar! ? Pajak 40 persen? Mulai berlaku januari 2024??Super tinggi? Ini mau matikan usaha?? Ayok pelaku usaha teriaaakkk," kata Hotamn dikutip dari akun Instgram pribadinya @hotmanparisofficial Rabu (10/1/2024).
Hotman pun meramal bahwa kelangsungan industri pariwisata di Indonesia akan terancam atas kebijakan ini.
Untuk diketahui Hotman Paris belakangan ini aktif terjun sebagai pengusaha. Salah satu lini bisnis Hotman yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir adalah bisnis kelab malam miliknya.
Hotman diketahui sebagai salah satu pemilik saham HW Group yang banyak memiliki sejumlah kelab malam. Gerai kelab malam milik Hotman dan HW Grup pun semakin menggurita baik di Jakarta dan Bali.
Dari sekian klub malam yang dimiliki Hotman, ada satu yang sangat populer yakni Atlas Beach Fest di Pulau Bali. Beach club ini semula bernama Holywings dengan pemilik sahamnya Hotman Paris dan Nikita Mirzani. Atlas Beach Fest pun disebut-sebut sebagai beach club terbesar di dunia.