Suara.com - Beberapa hari terakhir pengacara kondang Tanah Air, Hotman Paris mengeluh soal mahalnya penetapan pajak untuk sektor kesenian dan hiburan.
Hotman protes karena tarif pajaknya menembus 40%.
Dia ketakutan dengan mahalnya tarif pajak ini membuat pelanggan klub malamnya kabur.
![Hotman Paris di Atlas Beach Festival Bali. [Instagram @hotmanparisofficial]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/07/18/30480-atlas-beach-festival-bali.jpg)
Hotman sendiri diketahui memiliki sejumlah saham atas klub malam yang cukup tenar di Tanah Air, semisal Altlas Beach Club di Bali, hingga The H Club dikawasan super mewah SCBD, Jakarta.
Lantas apa yang menyebabkan tarif pajak sektor ini selangit?
Menyitat sejumlah sumber, Rabu (10/1/2024) ada beberapa alasan yang menyebabkan tarif pajak hiburan cukup mahal, antara lain.
Hiburan dianggap sebagai barang mewah.
Hiburan yang dikenakan pajak tinggi biasanya adalah hiburan yang bersifat mewah dan tidak termasuk kebutuhan pokok, seperti diskotek, karaoke, klab malam, panti pijat, dan mandi uap/spa. Hiburan jenis ini biasanya dinikmati oleh masyarakat kelas menengah ke atas yang memiliki kemampuan untuk membayar pajak yang lebih tinggi.
Pajak hiburan dapat menjadi sumber penerimaan daerah.
Baca Juga: Pajak Hiburan 40% Dituding Mencekik, Hotman Paris Ajak Pengusaha Berteriak
Pajak hiburan merupakan salah satu sumber penerimaan pajak daerah yang potensial. Dengan mengenakan pajak yang tinggi, pemerintah daerah dapat meningkatkan penerimaan pajaknya untuk membiayai pembangunan daerah.