Kontrol Harga Bawang, ID FOOD Upayakan Strategi 'Gudang' Agar Stok Terjamin

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 09 Januari 2024 | 15:19 WIB
Kontrol Harga Bawang, ID FOOD Upayakan Strategi 'Gudang' Agar Stok Terjamin
Pedagang menjual bawang merah dan putih di Pasar Beringharjo, Kamis (17/11/2022). [Kontributor Suarajogja.id / Putu Ayu Palupi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - ID FOOD menyatakan bahwa diperlukan fasilitas penyimpanan berkapasitas besar untuk menjaga ketersediaan stok bawang merah.

Frans Marganda Tambunan, Direktur Utama ID FOOD, menjelaskan bahwa salah satu tantangan utama yang dihadapi dalam hal bawang merah adalah fluktuasi harga, yang cenderung rendah saat musim panen dan tinggi setelah satu bulan pasca panen.

Oleh karena itu, keberadaan gudang penyimpanan menjadi penting untuk mencegah kelangkaan dan lonjakan harga bawang.

"Harus ada pihak yang offtaker (pemasok) dan menyimpan bawang merah untuk dikeluarkan saat off season (bukan musim panen)," ujar Frans dalam keterangannya dikutip di Jakarta, Selasa (9/1/2024).

Baca Juga: ID FOOD Gelar Rangkaian Program Peningkatan Pendidikan, Lingkungan, UMKM dan Kualitas Asupan Gizi Masyarakat

Ia menambahkan, ID FOOD bekerja sama dengan beberapa pihak untuk membuat konsep agar bawang merah tetap terjaga pasokannya dan harga tetap stabil walau bukan musim panen.

Menurut Frans, hasil panen raya bisa disimpan sebagian dalam gudang khusus dan didistribusikan ke daerah-daerah yang kekurangan bawang merah.

"Disimpan di control room storage. Kemudian dengan data yang kita dapat dari Bapanas (Badan Pangan Nasional), atau Bank Indonesia, nanti kita bisa mobilisasi bawang dari daerah surplus ke defisit," kata Frans.

Menurut Frans, setiap provinsi harus memiliki gudang hub untuk bisa saling mengisi kekosongan komoditas tertentu, sehingga pasokan dapat terus terjaga dan terjadi kestabilan harga.

"Kita harus punya beberapa hub, misal bawang merah, tidak hanya hub di Brebes, harus ada di Sumatera, Sulawesi agar bisa mewakili atau mengcover, beberapa daerah yang tiap tahun rata-rata kapan mereka membutuhkan," ucap Frans, dikutip dari Antara.

Baca Juga: Tingkatkan Keterjangkauan Pangan di Tengah El Nino, ID FOOD Salurkan Bantuan Sembako ke Wilayah Indonesia Timur

Berbeda dengan bawang merah yang hampir seluruhnya diproduksi di dalam negeri, bawang putih masih bergantung pada impor.

Menurut Frans, kondisi iklim di Indonesia cukup menantang untuk menanam bawang putih, meskipun beberapa daerah seperti Tegal, Temanggung, dan Nusa Tenggara Barat telah berhasil melakukannya.

Meski begitu, para petani diharapkan masih tetap menanam bawang putih sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan pada impor.

Frans menyatakan, "Ketika membahas tentang bawang putih, mungkin agak sulit untuk sepenuhnya menghentikan impor. Namun, setidaknya, kita memiliki tujuan untuk mengurangi ketergantungan pada impor."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI