Suara.com - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) menyiapkan strategi untuk menjaga harga cabai agar tidak melonjak. Salah satu strateginya, yaitu dengan melakukan subsidi dari daerah surplus ke defisit.
"Beberapa daerah, bupati bisa turun tangan, subsidi transport bisa jualan ke Jawa untungnya kan besar sebetulnya karena di tempat asal Rp20 ribu-Rp25 ribu," ujarnya seusai meninjau harga bahan pangan pokok di Pasar Palmerah, Jakarta Barat yang dikutip dari Antara, Kamis (4/1/2024).
Namun demikian, Mendag Zulhas menilai harga cabai merah keriting yang melonjak hingga Rp 120 ribu pada Desember kemarin, disebabkan oleh kondisi cuaca hujan yang menurunkan penurunan produksi.
"Cabai sebulan hampir mahal tapi bisa turun lagi tapi musiman. Karena Desember itu musim hujan jadi harganya naik," imbuh dia.
Baca Juga: Mendag Zulhas Klaim Harga Bahan Pokok Stabil Selama Nataru, Ini Buktinya
Kemudian, Mendag Zulhas juga akan menggunakan teknologi yang bisa melalui distribusi supply ke daerah menyerap kandungan air pada cabai sehingga bisa lebih awet dalam perjalanan.
"Kalau Aceh ke sini (Jawa) pakai bus atau truk tidak mungkin, busuk dia. Makanya cabai perlu (teknologi), sehingga, panen bisa dikeringkan, diambil airnya," urai dia.
Kendati begitu, Ketua Umum PAN ini mengungkapkan, harga cabai merah keriting lambat laun mengalami penurunan dari Rp70 ribu sampai Rp80 ribu per kg.
"Sekarang memang kendalanya kami yang koordinasi karena daerah penghasil itu sudah Rp25 ribu - Rp20 ribu. Berarti kan ada grosir seperti Kramat Jati, ada pengepul lagi, ada lagi sampai sini, rantainya panjang," jelas dia..
Berdasarkan Panel Harga milik Badan Pangan Nasional, harga rata-rata cabai merah keriting pada 4 Januari 2024 adalah Rp54.430 per kg.
Baca Juga: Bertemu Petani Se-Jawa Tengah, Presiden Jokowi Tambah Anggaran Pupuk Subsidi Hingga Rp14 Triliun
Harga terendah terdapat di Kota Binjai, Sumatera Utara, sebesar Rp21 ribu per kg dan harga tertinggi Rp120 ribu terdapat di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara.