Kinerja Rupiah Terapresiasi Pada 2023, Bagaimana Proyeksi Tahun 2024

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 03 Januari 2024 | 10:54 WIB
Kinerja Rupiah Terapresiasi Pada 2023, Bagaimana Proyeksi Tahun 2024
Petugas menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar AS di tempat penukaran uang Dolar Indo, Jakarta, Kamis (20/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Secara keseluruhan, rupiah terapresiasi sebesar 1,11 persen persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada tahun 2023 lalu.

"Rupiah berhasil terapresiasi sebesar 1,11 persen (yoy) di tahun 2023," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, Rabu (3/1/2023).

Hari ini, indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sebesar 6,16 persen (yoy) di 2023, terutama didorong oleh sentimen risk-on dari pasar global dalam dua bulan terakhir.

Dari awal tahun 2023 hingga 28 Desember 2023, total arus modal masuk bersih di pasar Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp80,45 triliun, sementara di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) mencapai Rp52,81 triliun. Sebaliknya, terdapat arus modal asing keluar bersih sebesar Rp10,74 triliun dari pasar saham.

Baca Juga: Capai Triliunan Rupiah! KPK Tunggu Laporan PPATK soal Dana Kampanye Diduga Hasil Korupsi

Pada paruh pertama tahun 2023, rupiah mengalami apresiasi dan mencatatkan nilai di bawah Rp15.000 per dolar AS. Namun, ketika Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) memberikan indikasi "higher for longer" di awal semester kedua, terjadi perubahan tren pada kuartal III-2023.

Selanjutnya dalam dua bulan terakhir, rupiah menguat terhadap dolar AS karena pelonggaran indikator perekonomian AS dan sinyal dovish dari The Fed.

The Fed mengisyaratkan penurunan suku bunga secara signifikan pada tahun 2024. Indeks dolar AS terdepresiasi sebesar 2,11 persen (yoy) pada akhir tahun 2023.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah berlanjut sejalan dengan konsistensi kebijakan moneter Bank Indonesia dan mulai meredanya ketidakpastian pasar keuangan global.

Di samping kebijakan stabilisasi BI, berlanjutnya apresiasi nilai tukar rupiah didorong oleh masuknya aliran portofolio asing, menariknya imbal hasil aset keuangan domestik, serta tetap positifnya prospek ekonomi.

Baca Juga: Cari Informasi Kurs dan Suku Bunga? Bisa Menghubungi Layanan Contact BRI 1500017

Ke depan, Bank Indonesia tetap mewaspadai sejumlah risiko yang mungkin muncul dan memastikan terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI