Suara.com - Kementerian Keuangan mencatat hingga bulan November 2023 jumlah utang negara telah tembus Rp8.041 triliun, angka ini setara 38,11 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) RI.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Suminto menilai, outstanding utang Indonesia yang mencapai Rp8.041 triliun masih dalam kategori aman.
Suminto mengatakan, untuk menilai efektivitas utang pemerintah tidak hanya mengacu pada nominal, melainkan perlu memerhatikan berbagai indikator lainnya.
“Namun tentu kita tidak sekadar melihat nominal, kalau kita melihat berbagai indikator portofolio utang kita, justru kinerja utang termasuk risiko, utang kita itu lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata dia Dalam Konferensi Pers Kinerja dan Realisasi APBN 2023 di Jakarta, Selasa, (2/1/2024) kemarin,
Baca Juga: Utangnya Banyak, Andre Soelistyo Jual Lagi Saham GOTO Senilai Rp45,3 Miliar
Kata Suminto, utang Indonesia saat ini justru mengalami perbaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Hal tersebut jika diambil berdasarkan indikator rasio utang terhadap PDB (debt to GDP ratio) yang saat ini 38,11 persen.
Dia menerangkan, rasio tersebut menandai penurunan dibandingkan posisi Desember 2022 yang sebesar 39,7 persen, juga posisi Desember 2021 sebesar 40,7 persen.
Kemudian jika mengacu pada indikator utang berdasarkan risiko nilai tukar (currency risk), nilai tukar proporsi dari utang Indonesia dalam valuta asing (valas) juga kian menurun.
Per November 2023, utang pemerintah dalam bentuk valas tercatat 27,5 persen.
Baca Juga: Siapa Orang Tua Ganjar Pranowo? Ini Biodata dan Kisah Mereka Terlilit Utang
"Per November 2023, utang pemerintah yang dalam bentuk foreign currency itu hanya 27,5 persen. Dalam hal ini, dari sisi currency risk juga lebih baik," jelasnya.
Lebih lanjut, dari aspek indikator risiko refinancing, rata-rata tenor dari utang pemerintah (average time to maturity) juga dinilai cukup panjang yakni sekitar 8,1 tahun.
“Demikian dari sisi market risk yang lain risiko suku bunga mayoritas utang pemerintah sekitar 82 persen juga fix rate, sehingga tidak terlalu sensitif terhadap gerakan suku bunga yang ada di market,” tukas dia.