Suara.com - Dalam rangka mengembangkan para Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) Tanah Air agar terus berkembang dan maju, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) terus memberikan perhatian kepada UMKM daerah.
Salah satunya adalah penghasil kopi di Desa Tempur, Kabupaten Jepara. Desa Tempur sendiri merupakan daerah yang berada di ketinggian 800 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan dikenal sebagai penghasil kopi jenis Robusta dan Arabika.
Melalui program Klasterku Hidupku, para penghasil kopi tersebut merasakan berbagai manfaat bagaimana usahanya banyak dibantu oleh BRI.
Anggota Klaster Kopi Romban Djoyo, Alif Ma’ruf mengatakan tradisi menanam kopi sudah dilakukan sejak nenek moyang hingga generasi saat ini.
Baca Juga: 10 Capaian Ciamik BRI Sepanjang Tahun 2023
Ia menuturkan, Kopi tempur memiliki keunikan karena berada di wilayah pegunungan Muria, yang mana pegunungan Muria itu dahulu adalah sebuah gunung berapi purba dan Desa Tempur merupakan kawah purba.
“Jadi struktur tanah yang ada di Desa Tempur itu bisa dibilang adalah tanah vulkanis jadi karena potensi kopi di Desa Tempur ini sangat besar maka oleh teman-teman petani kopi yang terutama anak-anak muda ini menyatakan untuk membikin sebuah kelompok namanya kelompok Klaster Kopi Romban Djoyo,” ucapnya.
Alif bercerita bahwa para Anggota klaster tersebut diberikan kemudahan oleh BRI salah satunya dengan memberikan bantuan alat roasting kepada klaster Kopi Tempur.
“Jadi anggota yang sebelumnya menjual kopi dalam bentuk mentah akhirnya saat ini bisa menjual kopi dalam bentuk yang bisa dinikmati yaitu produk Kopi Tempur,” imbuhnya.
Ketua Klaster Kopi Romban Djoyo, Khusnul Ulum mengungkapkan BRI menginisiasi terbentuknya Klaster Kopi dengan tujuan lebih banyak UMKM yang merasakan manfaat dari program BRI. Adanya mesin roasting dari BRI pun dapat menunjang produksinya sehingga menghasilkan Kopi Tempur yang berkualitas
Baca Juga: Bos BRI Tatap Optimis Tahun Politik 2024
“Dari 30 orang anggota klaster yang terdaftar itu kurang lebih ada sekitar 25 yang sudah punya brand masing-masing untuk penjualannya di Tempur sendiri itu mereka rata-rata punya toko masing-masing toko offline masing-masing jadi pengungjung bisa langsung datang ke toko. Selain diberi dukungan berupa mesin roasting dan mesin penggiling para anggota klaster juga diberikan kemudahan berupa pembayaran yaitu QRIS dan BRImo. Kita tahu sendiri kan sekarang untuk proses pembayaran lebih mudahnya pakai cashless ya jadi sangat membantu kami sekali,” papar Khusnul.
Anggota Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), Nur Solikhin menambahkan, dengan adanya dukungan mesin roasting dan mesin penepung dari BRI semua anggota terbantu dalam proses produksi dan bisa meningkatkan kualitas produknya sendiri.
“Untuk sosialisasi ke masyarakat kita dari awal yang kita lakukan adalah untuk jasa roasting jadi dari teman-teman anggota klaster dan warga-warga lainnya kita sarankan untuk menjasakan roasting di tempat BUMDes disediakan kepada anggota Klaster. Untuk biaya roastingnya per kilo untuk anggota Klaster 8000 ribu rupiah untuk warga masyarakat diluar anggota Klaster itu 10.000 ribu rupiah, biaya itu gunanya adalah untuk operasional dan untuk perawatan mesin,” ucapnya.