Suara.com - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memproyeksikan bahwa konsumsi jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) tertentu, yakni Solar, akan melampaui kuota sepanjang tahun 2023 hingga akhir tahun ini.
Menurut Kepala BPH Migas, Erika Retnowati, peningkatan konsumsi BBM subsidi tersebut disebabkan oleh meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat pada tahun ini setelah pandemi Covid-19.
Proyeksi awal terkait konsumsi BBM, kata dia, lebih rendah dibandingkan dengan realisasi permintaan masyarakat yang meningkat seiring pemulihan ekonomi tahun ini.
"Proyeksi dari realisasi sampai akhir tahun itu akan melebihi 3%-4%," ujar Erika pada Sabtu (30/12/2023) lalu.
Baca Juga: Pastikan Pasokan Energi, Kementerian ESDM dan Pertamina Patra Niaga Tinjau Langsung Kesiapan Layanan
Saat ini, realisasi penyaluran Solar subsidi telah mencapai 17,47 juta kiloliter (kl) atau 102,69% dari kuota tahun ini sebesar 17 juta kl. Selain itu, realisasi konsumsi jenis BBM lainnya seperti minyak tanah dan Pertalite juga telah mencapai persentase yang tinggi dari kuota tahun ini.
Pemerintah juga telah memutuskan untuk meningkatkan kuota Solar subsidi pada tahun 2024 menjadi 19 juta kl, naik 2 juta kl dari alokasi sepanjang tahun 2023. Erika menyatakan bahwa BPH Migas telah mengantisipasi potensi lonjakan permintaan BBM subsidi, terutama menjelang pemilihan umum (Pemilu) serentak pada tahun 2024.
Sebelumnya, Pertamina Patra Niaga telah mengajukan tambahan kuota BBM, termasuk Solar, minyak mentah, dan LPG 3 kilogram, untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi pada akhir tahun ini.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, menyampaikan bahwa usulan tersebut telah disetujui oleh Kementerian ESDM dengan penyesuaian tambahan volume dari proyeksi awal perusahaan. Kementerian ESDM pun telah mengajukan usulan kuota tambahan kepada otoritas fiskal.