Profil PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) Morowali, Smelter Asal China yang Meledak

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 24 Desember 2023 | 12:08 WIB
Profil PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) Morowali, Smelter Asal China yang Meledak
Ledakan dan kebakaran tungku smelter PT ITSS di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Rabu 24 Desember 2023 [SuaraSulsel.id/Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) meledak saat pekerja sedang melakukan perbaikan di area tersebut. 

Profil PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) mulai banyak dicari karena peristiwa ini menyebabkan belasan orang dikabarkan meninggal dunia dan puluhan pekerja mengalami luka-luka. 

Profil PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS)

PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) adalah perusahaan dibawah induk dari China atau Tiongkok yang berada di Kawasan Industri Morowali bersama dengan PT. GCNS, PT. IRNC, dan PT. TSI.

Baca Juga: Mantan Wapres Jokowi Tegaskan TKA yang Didatangkan di Morowali Bukan Tenaga Ahli

Pabrik smelter nikel dan stainless steel ini didirikan di Wenzhou pada tahun 1980an, adalah perusahaan berskala besar yang bertujuan untuk produksi dan peleburan baja tahan karat. 

Saat ini, Dewan Direksi Industri Tsingshan berbasis di Shanghai dan Wenzhou, dan kini mengelola empat grup, yaitu Tsingshan Holding Group Co., Ltd., Shanghai Decent Investment (Group) Co., Ltd., Tsingtuo Group Co., Ltd. dan Eternal Tsingshan Group Co., Ltd., dan lebih dari 100 anak perusahaan.

Grup Tsingshan tidak hanya berinvestasi di Indonesia tapi juga di Singapura, India, Amerika Serikat, dan negara-negara lain, serta mengelola lebih dari 15 anak perusahaan/kantor perwakilan.

Salah satu proyek terbesar mereka berada di Indonesia, tepatnya di Kawasan Industri Morowali Indonesia dengan total luas yang direncanakan lebih dari 2.000 hektar. 

Perusahaan yang berada di bawah naungan Grup Tsingshan adalah  PT. Taman Industri Indonesia Morowali (IMIP), PT. Sulawesi Mining Investment Indonesia (SMI), PT. Guangqing Nickel Corporations Indonesia (GCNS), PT. Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), PT. Indonesia Ruipu Nichrome (IRNC), PT. Tsingshan Steel Indonesia (TSI), dan PT. Dexin Baja Indonesia (DSI).

Baca Juga: Ada Pesawat Tergelincir di Bandara Morowali, Bagaimana Nasib Penumpang?

Selain proyek Hengjia dengan produksi tahunan sebesar 150.000 ton feronikel dan proyek DSI dengan produksi tahunan sebesar 3,5 juta ton baja yang sedang dibangun, kawasan ini juga telah membentuk rantai industri pertama di dunia yang menghubungkan pertambangan, peleburan nikel-kromium-besi, peleburan baja tahan karat, pengerolan panas, pencucian dan anil asam, pengerolan dingin dan pemrosesan hilir.

Selain itu juga proyek lain seperti pembangkit listrik tenaga panas, piroelektrik, kokas, semi kokas, pembuatan asam, ferrosilikon, silikomangan, dan dermaga logistik tersedia di taman ini. 

Secara khusus, total kapasitas pembangkit listrik terpasang pembangkit listrik milik sendiri tersebut lebih dari 2.000MW, kapasitas produksi feronikel 1,8 juta ton, kapasitas produksi ferrochromium 300.000 ton, kapasitas pembuatan baja 3 juta ton, dan kapasitas hot rolling 3 juta ton.

Bisnis di Indonesia adalah yang terbesar bagi Grup Tsingshan, yakni pabrik baja tahan karat terbesar dengan rantai industri terpanjang di luar Tiongkok.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI