Suara.com - Kondisi perekonomian global pada tahun 2024 diramal bakal tak secerah seperti tahun ini. Kondisi ekonomi diperkirakan memasuki awan gelap dan mengakibatkan pertumbuhan yang melambat.
Itulah laporan dari Schroders Indonesia terkait Outlook 2024 pada sektor makroekonomi, yang dikutip Suara.com Jumat (22/12/2023).
"Melihat ke depan ke tahun 2024, kami yakin bahwa perlambatan ekonomi yang tertunda akhirnya akan terjadi," tulis laporan tersebut.
Lembaga asing tersebut melihat bahwa tingkat suku bunga yang tinggi di AS pada akhirnya akan berdampak pada konsumsi yang lebih lambat dan inflasi yang lebih rendah, kecuali jika ada kejutan pada harga energi.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Film China Liu Haocun, Pernah Akting Bareng Jackie Chan
Selain itu suku bunga yang dikenakan pada kartu kredit telah meningkat menjadi 21,2%, KPR berjangka waktu 30 tahun menjadi sebesar 7,22%, dan pembiayaan kendaraan bermotor baru menjadi sebesar 8,3%. Tunggakan kartu kredit mulai meningkat, bersamaan dengan menurunnya tingkat tabungan pribadi.
"Kami juga telah melihat tanda-tanda awal penurunan penambahan lapangan kerja dan tingkat pengangguran yang meningkat menjadi 3,9%, di atas proyeksi ekonomi Federal Reserve dari laporan SEP (Summary of Economic Projections). Ketika perlambatan lebih lanjut dikonfirmasi dan inflasi kembali mendekati target 2%, pada akhirnya Fed akan dapat menurunkan suku bunga," lanjut laporan tersebut.
Setelah pertemuan Federal Reserve di bulan December, Fed dot plot mengindikasikan 75bps pemangkasan sedangkat pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga yang lebih aggresif yaitu sebesar 150bps pada di tahun 2024. Apabila data-data mengarah pada perlambatan ekonomi yang lebih dalam, maka ada kemungkinan Fed akan menurunkan suku bunga lebih aggresif lagi.
"Sementara itu, kami tidak menutup kemungkinan adanya pemulihan berbentuk "V" di China pada tahun 2024. Namun, harapan pasar terhadap ekonomi telah mencapai titik terendah dan kita mungkin melihat beberapa sentimen positif di China setelah dua tahun pertumbuhan yang lemah," kata laporan itu.
Baca Juga: Huawei Segera IPO Tahun Depan, Tak Gentar Diblokir AS