Lewat Program Ini, RI Bisa Redam Ancaman Krisis Pangan di Tengah Gelombang Besar

Achmad Fauzi Suara.Com
Jum'at, 22 Desember 2023 | 15:06 WIB
Lewat Program Ini, RI Bisa Redam Ancaman Krisis Pangan di Tengah Gelombang Besar
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi/Achmad Fauzi
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketahanan pangan RI masih tetap kuat diterjang tiga gelombang besar selama tahun 2023. Hal ini terbukti dari banyak masyarakat RI yang terbebas dari ancaman krisis pangan.

Menurut Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi, sebanyak 40% dari total masyarakat Indonesia selamat dari ancaman ketahanan pangan akibat tiga gelombang besar yang menerjang Indonesia selama 2023.

Keberhasilan menyelamatkan 40% masyarakat itu dikarenakan dua kebijakan cerdas pemerintah dalam merespons tiga gelombang besar tersebut.

"Dengan dua kebijakan ini, pemerintah bisa jangkau kira-kira 24 juta rumah tangga. Itu mendekati 100 juta jiwa, hampir separuh penduduk kita atau 40% penduduk kita aman. Kebijakan yang dibuat ini cerdas di tengah situasi yang kita hadapi dibanding negara lain di dunia cukup cerdas,," ujarnya yang dikutip, Jumat (22/12/2023).

Baca Juga: Bos Bulog Jamin Cadangan Beras Pemerintah Aman Hingga Lebaran 2024

Bayu melanjutkan, kebijakan pertama pemerintah dalam mengatasi ancaman ketahanan pangan yang terjadi selama 2023 ini adalah melalui bantuan pangan berupa beras yang diberikan kepada sekitar 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) yang masing-masing menerima sebanyak 10 kilogram setiap bulannya.

"Maka yang pertama dilakukan pemerintah adalah memastikan 21,4 juta atau hampir 22 juta rumah tangga yang paling membutuhkan atau kelompok masyarakat berpendapatan paling rendah itu di-secure dulu, maka dibagikanlah 10 kilogram beras gratis kepada mereka tiap bulan," imbuh dia.

Program kedua pemerintah dalam menekan krisis pangan adalah melakukan penyaluran beras Stabilitasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) melalui Perum Bulog.

Kegiatan ini berupa penyaluran Beras SPHP kepada masyarakat melalui pasar rakyat, ritel modern, dan agen yang dilakukan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia, terhitung mulai tanggal 28 Agustus 2023, untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras medium di level wajar.

"Ini program menjual beras sekitar Rp1.000 sampai Rp1.500 lebih murah dari pasar. Orang yang ingin beli beras kalau dia hadapi beras mahal, dia punya alternatif ada beras Bulog karena lebih murah," jelas dia.

Baca Juga: Bulog Raih Penugasan Impor Beras 2 Juta Ton di 2024

Adapun tiga gelombang besar yang mengancam stabilitas pangan Indonesia selama 2023 adalah turunnya produksi pangan disebabkan El Nino dan faktor lainnya. Gelombang besar kedua adalah biaya produksi pertanian yang naik seperti upah buruh tani, pupuk, BBM, mesin pengolahan, tarif angkutan dan seterusnya.

"Gelombang besar ketiga adalah harga pasar dunia semua naik karena negara seperti Ukraina dan India tutup ekspor, ada 22 negara tutup ekspornya. Nah Indonesia menghadapi tiga gelombang besar yang mengancam ketahanan pangan ini selama 2023," pungkas Bayu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI