Bantuan Pangan Pemerintah Ampuh Bisa Tekan Inflasi

Achmad Fauzi Suara.Com
Jum'at, 22 Desember 2023 | 13:57 WIB
Bantuan Pangan Pemerintah Ampuh Bisa Tekan Inflasi
Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi (tengah) saat berkunjung ke stan Gelar Pangan Nusantara (GPN) di Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (22/10/2022). ANTARA/HO-Badan Pangan Nasional
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan bantuan pangan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat terbukti mampu menekan inflasi. Secara tahunan atau year on year (YoY), inflasi tetap terjaga dengan baik dalam kisaran 2,8 persen.

Menurut Arief, level inflasi itu masih sangat baik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sementara, Bank Indonesia (BI) telah memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2023 berada dalam kisaran 4,4-5,3 persen.

"Terbukti inflasi kita sangat baik 2,8 persen, yang itu nggak banyak dicapai negara-negara lain di dunia dan pertumbuhan ekonomi kita di atasnya (infasi). Pak Presiden selalu menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi harus di atas inflasi," ujar Arief yang dikutip, Jumat (22/12/2023).

Baca Juga: Kemendagri Minta Daerah dengan Inflasi Tinggi Waspada

Arief menuturkan program bantuan pangan juga diterapkan oleh negara lain di dunia, tidak hanya Indonesia saja. Namun, dirinya membeberkan terdapat kendala yang dihadapi, salah satunya kondisi geografis yang menyulitkan pendistribusian bantuan pangan tersebut.

"Di Indonesia lebih unik lagi karena negara kepulauan. Lebih dari 17 ribu pulau ini kita sudah lakukan bantuan pangan di lebih dari 1,5 juta titik GPM (Gerakan Pangan Murah) dan ini memang satu-satunya di dunia karena negara lain nggak bisa serentak kaya di kita," kata Mantan Direktur Utama RNI ini.

Tak hanya untuk ekonomi makro saja, Arief menyebut, bantuan pangan ini juga bisa memberikan efek ganda kepada semua pihak. Dia menambahkan, lewat bantuan pangan ini, kata Arief, Presiden Jokowi ingin menyerap hasil panen petani dan peternak lokal untuk dibeli oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang pangan.

"Jadi ini bukan uang habis pakai, uang hilang. Dibeli dengan harga yang baik kemudian disimpan menjadi CPP atau Cadangan Pangan Pemerintah. Jadi teman-teman petani hari ini sangat happy setiap ke sawah dengan Pak Presiden membeli di atas Rp7.000 harganya gabah kering siap panen, sehingga bisa dilihat NTP (Nilai Tukar Pertanian) tinggi di atas 113 persen. Dulu 95,28 persen, sekarang 113-114 persen," imbuh dia.

Arief menuturkan, program bantuan pangan semata-mata hanya untuk pengentasan kemiskinan, penurunan stunting hingga gizi buruk. Bapanas sendiri telah memetakan 74 kabupaten/kota se Indonesia untuk menyasar ke masyarakat rentan tersebut by name by address.

Baca Juga: Pelik! Ekonomi Indonesia 2024 Tak Capai 5%, Inflasi Bakal Melambung

"Ini bentuk perhatian pemerintah kepada masyarakat kelas bawah atau desil satu yang merupakan keluarga dengan tingkat kesejahteraan rendah," pungkas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI