Suara.com - Akhir tahun 2023 menjadi waktu yang tepat untuk membeli saham sebagai instrumen investasi. Bagi anda investor pemula, saham-saham bluechip menjadi rekomendasi yang tepat untuk investasi akhir tahun sekaligus menyambut 2024.
Saham bluechip merupakan jenis saham dari perusahaan dengan kondisi keuangan prima dan telah beroperasi selama bertahun-tahun lamanya. Perusahaan yang mengantongi predikat saham bluechip dipastikan lebih stabil dari perusahaan lain. Di Indonesia, saham-saham yang masuk dalam kategori bluechip berada pada daftar indeks LQ45.
1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
BCA menempati posisi pertama sebagai perusahaan dengan nilai kapitalisasi terbesar di Indonesia. Presentase saham perusahaan jasa perbankan dan keuangan ini adalah 54,94% dimiliki oleh PT Dwimuria Investama Andalan dan 45,06% sisanya disebar ke masyarakat umum.
Baca Juga: Segini Saham BBRI yang Harus Dimiliki Jika Ingin Dapatkan Uang Rp100 Juta Tanpa Kerja
Sementara itu, hingga akhir kuartal III-2023 laba bersih perusahaan mencapai Rp36,4 triliun atau naik lebih dari 25% dari tahun sebelumnya. Pendapatan bunga bersih juga naik 21,3% secara tahunan menjadi Rp55,9 triliun. Kemudian pendapatan selain bunga tumbuh 9,7% menjadi Rp18,3 triliun.
2. PT Trans Power Marine (TPMA)
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan investor asing memborong Rp150 miliar saham TPMA, sekaligus menjadikannya saham paling banyak dibeli sepanjang 2022. Sinyal positif ini masih berlanjut hingga 2023. Terlebih kondisi geopolitik internasional masih membuat harga logistik meroket. Trans Power Marine merupakan perusahaan yang bergerak di bidang logistik kelautan. Perusahaan ini mengelola puluhan jenis kapal besar seperti kapal tongkang dan derek apung.
3. Bumi Resources (BUMI)
Bumi Resources Tbk (BUMI) berdiri pada 26 Juni 1973 dengan nama PT Bumi Modern dan mulai beroperasi secara komersial pada 17 Desember 1979. Pemegang saham BUMI untuk porsi 5% atau lebih saham Bumi Resources Tbk (27-Mei-2022), diantaranya: HSBC-Fund Svs A/C Chengdong Investment Corp-self (11,52%) dan NBS Cliens (5,99%). Induk Usaha langsung Bumi Resources Tbk adalah Long Haul Holdings Ltd., sedangkan Induk Usaha terakhir adalah Grup Bakrie.
Baca Juga: Dua Bulan IPO Saham BREN Bisa Kuasai Kapitalisar Pasar BEI, Kini Dicurigai
4. Indo Tambangraya Megah (ITMG)
Sektor pertambangan memang menjadi salah satu bisnis yang diprediksi akan tetap moncer pada 2024 mendatang. Saham ITMG menjadi salah satu yang paling layak untuk dikoleksi. Pasalnya sejak 2022 hingga hari ini saham Indo Tambangraya mencatatkan tren positif.
Sepanjang periode ini, ITMG membukukan laba bersih USD 460,82 juta, atau naik 291,7% dari realisasi laba bersih semester pertama tahun lalu yang hanya USD 117,62 juta. Kenakan laba ini sejalan dengan melesatnya pendapatan perusahaan. Indo Tambagraya Megah membukukan pendapatan USD 1,42 miliar atau naik dua kali lipat dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
5. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., atau yang dikenal sebagai BRI (BBRI), mencapai laba bersih konsolidasi sebesar Rp44,21 triliun pada kuartal III/2023. Kinerja laba ini mengalami peningkatan sebesar 12,5% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai Rp38,31 triliun.
Berita yang diungkapkan dalam Harian Bisnis Indonesia pada Rabu (25/10/2023) menyatakan bahwa peningkatan laba bersih emiten bank BBRI ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 4,86% year-on-year (yoy) menjadi Rp101,17 triliun dibandingkan dengan Rp96,51 triliun pada kuartal III/2022.
Selain itu, peningkatan laba juga didukung oleh pendapatan berbasis komisi atau fee based income yang mengalami pertumbuhan sebesar 12,19% yoy, mencapai Rp15,56 triliun selama sembilan bulan pertama tahun ini. Angka ini melampaui pendapatan sebelumnya yang sebesar Rp13,87 triliun.
Adapun kerugian akibat penurunan nilai aset keuangan (impairment) BRI mengalami penurunan sebesar 5,64% yoy, mencapai Rp23,24 triliun.
Bukan hanya itu, BRI juga berhasil mencatat pendapatan lain yang meningkat sebesar 21,49%, menjadi Rp19,10 triliun pada September 2023, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yang mencapai Rp15,72 triliun.
Sebagai akibat dari pencapaian tersebut, laba operasional BRI mengalami kenaikan sebesar 15,01%, mencapai Rp56,21 triliun pada September 2023, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp48,87 triliun.
Disclaimer: Keputusan untuk melakukan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Informasi yang disediakan di sini hanyalah untuk tujuan informasional dan tidak dimaksudkan sebagai saran keuangan. Sebelum membuat keputusan investasi, pembaca disarankan untuk melakukan riset lebih lanjut, mempertimbangkan risiko, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan yang kompeten. Performa investasi masa lalu tidak menjamin hasil di masa depan.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni