Dampak Boikot Israel, Starbucks Kehilangan Pasar Rp187 Triliun

Senin, 18 Desember 2023 | 17:05 WIB
Dampak Boikot Israel, Starbucks Kehilangan Pasar Rp187 Triliun
Ilustrasi. Kabar mengejutkan datang dari Starbucks yang mengaku kehilangan kapitalisasi pasar mereka yang anjlok USD12 miliar atau setara Rp187 triliun.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabar mengejutkan datang dari Starbucks yang mengaku kehilangan kapitalisasi pasar mereka yang anjlok USD12 miliar atau setara Rp187 triliun.

Kondisi kehilangan pasar ini terjadi ditengah-tengah aksi boikot atas sejumlah produk yang pro terhadap Israel. Perusahan yang menjual kopi ini pun diduga terafiliasi dengan negara zionis tersebut.

Dilansir Bloomberg Senin (18/12/2023) data penjualan dari analis JPMorgan mengisyaratkan kinerja penjualan Starbucks melambat pada November lalu.

Meski laju penjualan perusahaan lebih baik dari perkiraan sebesar 8 persen pada kuartal fiskal keempat, harga saham kedai kopi tersebut melambat dari minggu ke minggu, mengikuti tren di industri makanan ringan dan kopi.

Baca Juga: PM Palestina Desak Prancis untuk Dorong Gencatan Senjata di Gaza

Awal pekan lalu, saham Starbucks sempat turun 11 sesi berturut-turut yang merupakan penurunan terpanjang sejak debut Starbucks di publik pada 1992. Hal itu menghapus 9,4 persen nilai pasar Starbucks.

Pada Selasa lalu, saham Starbucks bertengger di US$95,1 dan ditutup di level US$96,6 pada pengujung pekan dengan nilai pasar US$109,8 miliar. Padahal, pada pertengahan November, saham Starbucks masih di level US$107.

Starbucks sendiri membantah mendukung agresi Israel ke Palestina.

Lewat situs resminya, Starbucks Indonesia menyatakan pihaknya, termasuk CEO Howards Schultz tidak memberikan dukungan finansial apapun kepada Israel yang tengah menggempur Jalur Gaza, Palestina.

"Baik Starbucks maupun mantan pemimpin, presiden, dan CEO perusahaan, Howard Schultz, tidak memberikan dukungan finansial kepada pemerintah Israel dan/atau Angkatan Darat Israel dengan cara apa pun," tulis perusahaan di laman resmi, dikutip Kamis (16/11) lalu.

Baca Juga: Israel Kembali Serang Pengungsian Jabalia, Berapa Jumlah Warga Palestina yang Jadi Korban?

Perusahaan juga membantah pernah mengirimkan keuntungan kepada pemerintah maupun tentara Israel.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI