Selain itu, penting untuk selalu konsisten dalam prinsip dasar untuk memelihara stabilitas, tanpa tergantung pada partai atau kekuatan politik yang berkuasa di Taiwan pada tahun 2024.
Tiongkok, kata dia, tidak akan mengubah pendekatannya terkait prinsip Satu China hanya karena perubahan politik di Taiwan. Upaya untuk menjaga perdamaian di Selat Taiwan harus dilakukan oleh kedua belah pihak.
Lebih lanjut, Sukron menyatakan bahwa masyarakat Taiwan perlu menyadari bahwa pernyataan AS tentang "kepedulian dan pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan" mungkin hanya retorika.
Agenda reunifikasi merupakan tujuan utama Tiongkok. Tiongkok juga memberi alternatif lebih lunak berupa tawaran “satu negara dua sistem” kepada Taiwan, seperti yang sudah berlaku di Hongkong dan Macau.
“Calon pemimpin Taiwan harus sadar bahwa Tiongkok telah menjelma menjadi kekuatan adidaya baru dunia, bahkan diprediksi akan segera melampaui AS dan sekutunya dalam waktu tidak terlalu lama," kata dia.