Proyek Rupiah Digital Terus Dikejar, IMF Masih Takut Dampaknya Pada Ekonomi

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 14 Desember 2023 | 11:11 WIB
Proyek Rupiah Digital Terus Dikejar, IMF Masih Takut Dampaknya Pada Ekonomi
Ilustrasi Transaksi Digital
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tidak mau ketinggalan dari bank-bank sentral di berbagai belahan dunia, Bank Indonesia (BI) kini nampaknya selangkah lagi menerbitkan Rupiah Digital, sebuah mata uang digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC).

Terkini, rupiah digital masih dalam pengembangan eksperimen. Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Agung Bayu Purwoko menjelaskan, pengembangan rupiah digital termasuk dalam kebijakan sistem pembayaran bank sentral yang tertuang dalam proyek Garuda.

"Eksperimentasi adalah langkah yang kami ambil untuk mengembangkan rupiah digital," ujarnya dalam acara Talkshow Industry Financial F5 berjudul “Menavigasi Keamanan Sistem Pembayaran Nasional Di Era Digital” pada Rabu (6/12/2023).

Pengembangan rupiah digital oleh BI sejalan dengan perkembangan ekosistem keuangan digital global. Agung menekankan pentingnya pembahasan mengenai tokenisasi dengan teknologi kripto.

"Dulu uang berdiri sendiri, sekarang dengan virtualisasi, kripto, ini kemudian membawa arah bagaimana menggabungkan antara uang dan use case dengan smart contract agar memberikan dampak yang positif," kata Agung.

Sementara itu, progres pengembangan CBDC juga sedang gencar dilakukan oleh bank sentral di berbagai negara.

"Pembelajaran kami menunjukkan bahwa lebih dari 86% bank sentral menjalankan eksplorasi CBDC, bukan hanya untuk ritel, tetapi juga secara grosir," ungkap Agung.

Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta sebelumnya menyatakan bahwa rupiah digital sedang dalam kajian, termasuk evaluasi risikonya. BI telah menerbitkan consultative paper dan menerima masukan dari para pemangku kepentingan terkait pengembangan CBDC atau rupiah digital.

Consultative paper tersebut menjelaskan desain pengembangan rupiah digital dalam tahap immediate state, yaitu melibatkan rupiah digital grosir dengan ledger tunai, mencakup pengenalan teknologi dan fungsi dasar seperti penerbitan, pemusnahan, dan transfer dana. Dampak penerbitan rupiah digital pada sistem pembayaran, stabilitas keuangan, dan kebijakan moneter juga dibahas dalam dokumen tersebut.

Baca Juga: Peredaran Uang di Indonesia Melambat, Apa Dampaknya?

Namun, IMF dalam Central Bank Digital Currency Virtual Handbook menyoroti beberapa dampak dari pengembangan CBDC. Perubahan lingkungan makroekonomi yang disebabkan oleh CBDC diperkirakan dapat memperkuat saluran transmisi kebijakan moneter jika desain CBDC dilakukan dengan tepat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI