Suara.com - Apparel asal Jerman, Puma memutuskan untuk mengakhiri kerjasama dengan Timnas Israel pada tahun 2024. Keputusan ini diambil setelah Puma memutuskan untuk mencari Timnas lain yang memiliki potensi lebih baik.
"Sementara dua tim nasional yang baru dikontrak - termasuk tim pernyataan baru - akan diumumkan akhir tahun ini dan pada tahun 2024, kontrak beberapa federasi seperti Serbia dan Israel akan berakhir pada tahun 2024," kata juru bicara Puma, dalam keterangan resminya.
Jubir tersebut mengklaim, keputusan ini tidak berkaitan dengan konflik Gaza, Palestina. Keputusan tersebut diambil pada tahun 2022 sebagai bagian dari strategi baru Puma. Serta sejalan dengan jadwal reguler untuk merancang dan mengembangkan apparel.
"Langkah ini sudah direncanakan sejak tahun lalu dan tidak terkait dengan seruan boikot konsumen terhadap Israel di tengah perang Gaza," kata juru bicara perusahaan pakaian olahraga Jerman tersebut pada Selasa (13/12/2023),
Baca Juga: Puma Berhenti Jadi Sponsor Timnas Israel, Efek Boikot?
Menurut Reuters, Financial Times pertama kali melaporkan keputusan tersebut yang turut menyinggung Gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) di berbagai belahan dunia.
Aksi boikot produk Israel dan pendukungnya akibat invasi militer Israel di wilayan Palestina diklaim semakin kuat dan meluas ke lebih banyak perusahaan.
Puma telah lama menghadapi seruan boikot atas aliansi mereknya dengan Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA), namun seruan tersebut semakin meningkat selama serangan Israel selama dua bulan di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 18.000 warga Palestina.
Dikutip dari Al Jazeera, memo terkait menyatakan bahwa Puma akan terus “mengevaluasi semua kemitraan yang ada serta peluang lain yang akan datang untuk memastikan kami memiliki daftar tim nasional yang kuat.”
Puma pertama kali menandatangani kontraknya dengan Timnas Israel untuk menyediakan perlengkapan bagi para pemain pada tahun 2018.
Baca Juga: Berkunjung ke Betlehem Jadi Dituduh Buzzer Israel, Maia Estianty: Kalau Umrah, Buzzer Arab Dong?
Sejak itu, perusahaan tersebut menghadapi seruan boikot dari para aktivis, yang mengatakan IFA juga mencakup tim-tim yang berbasis di pemukiman khusus Yahudi di Tepi Barat yang diduduki, yang merupakan tindakan ilegal menurut hukum internasional.
Perusahaan-perusahaan global yang mendukung Israel menghadapi seruan boikot yang semakin meningkat dari gerakan Boikot, Divestasi, Sanksi (BDS).
Awal pekan ini, perusahaan fesyen Zara menarik kampanye iklan dari situs webnya setelah mendapat reaksi keras karena diduga mengolok-olok penderitaan warga Gaza dan memicu seruan boikot dari aktivis pro-Palestina.