Suara.com - Kedatangan pengungsi Rohingya memunculkan fenomena baru dari awalnya menerima dengan baik jadi pro dan kontra karena sebagian masyarakat justru menolak pengungsi korban Militer Myanmar tersebut.
Saat Indonesia tengah bersiap menuju Pemilu 2024, pemerintah kini dituntut memberikan jalan keluar masalah Rohingya di tanah air.
Sementara, UNHCR beberapa kali memberikan peringatan kepada Indonesia mengenai kemungkinan kedatangan jutaan pengungsi Rohingya.
Belakangan diketahui, kedatangan ratusan pengungsi Rohingya ke Aceh diduga melibatkan sejumlah warga Bangladesh sebagai promotor.
Baca Juga: Kontroversi Marshel Widianto: Kabar Diboikot TV, Kini Dikritik Buntut Konten Soal Rohingya
Salah satunya bernama Husson Mukhtar yang juga menyamar sebagai pengungsi, menggunakan kartu pengungsi UNHCR, dan meminta tarif sejumlah uang agar mereka dapat masuk ke Aceh. Untuk satu pengungsi, oknum penyalur pengungsi ilegal ini kabarnya menerima uang berkisar Rp 14 juta.
Pihak berwajib telah mengamankan Husson Mukhtar untuk tindak lanjut hukum. Meskipun terlihat miskin dan mendapat fasilitas dari Indonesia, pengungsi Rohingya ternyata memiliki sumber dana yang cukup, dengan beberapa di antaranya memiliki ponsel terbaru menurut kesaksian warga Aceh di media sosial.
Berdasarkan penelusuran terkait, pengungsi Rohingya mendapatkan dukungan dana dari International Organization for Migration (IOM), sebuah organisasi yang berfokus pada isu-isu migrasi dan memberikan bantuan kemanusiaan.
Seperti yang dikutip dari AyoBandung.com --jaringan Suara.com, salah seorang pengungsi Rohingya di Sidoarjo mengaku mendapatkan bantuan dari IOM sebelumnya, dan mereka menduga bantuan yang diterima di Indonesia juga berasal dari IOM.
Namun demikian, hal ini masih simpang siur karena ketidakjelasan sumber dan keterangan resmi terkait.
Baca Juga: Khawatir Indonesia Dijajah Rohingya, Marshel Widianto Malah Dihujat Menyulut Kebencian
Dengan banyaknya kontroversi, ditambah dengan perilaku pengungsi yang membuat masyarakat jengah, pemerintah diharap bertindak tegas dalam menangani masalah ini dengan memprioritaskan kepentingan warga lokal dan memastikan tidak adanya imigran ilegal dalam penanganan ratusan pengungsi yang saat ini sedang ditindaklanjuti.