Survei Populix: 54 Persen Warga RI Lebih Suka Belanja di E-commerce

Achmad Fauzi Suara.Com
Jum'at, 08 Desember 2023 | 15:41 WIB
Survei Populix: 54 Persen Warga RI Lebih Suka Belanja di E-commerce
Ilustrasi e-commerce (Pixabay/akashjoshi772)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mayoritas masyarakat kini lebih memilih untuk berbelanja secara online di e-commerce. Hal ini tercermin dari hasil survei Populix yang mencatat bahwa sebanyak 54 persen masyarakat Indonesia lebih senang belanja di e-commerce.

Dalam hasil survei, kebanyakan masyarakat yang belanja online di e-commerce yaitu Gen-Z. Sedangkan, sisanya 42 persen masyarakat lebih memilih untuk tetap belanja offline, serta sisanya 4 persen belanja di social commerce.

Head of Research Populix Indah Tanip menjelaskan, dengan adanya data tersebut membuat adanya perubahan model belanja secara cepat yang tadinya offline menjadi online.

"Metode belanja lebih dari setengah masyarakat yang disurvei prefer belanja di e-commerce. Sudah menjadi kebiasaan belanja di e-commerce walaupun separuhnya mereka juga senang belanja di toko. Ada 3 persen orang yang memilih social commerce yang dilakukan gen z," ujarnya dalam konferensi pers yang dikutip, Jumat (8/12/2023).

Baca Juga: ICFBE 2023 Mendorong Bisnis Keluarga dan UMKM Berwawasan Lingkungan

Indah melanjutkan, Gen-Z banyak berbelanja di e-commerce karena mereka takut ketinggalan tren atau lebih dikenal FOMO (Fear Of Missing Out). Sehingga, banyak Gen-Z yang belanja di e-commerce secara masif.

"Ketika mereka (Gen Z) berbelanja, mereka lebih implusif karena sifatnya lifestyle. Berbeda dengan milenial dengan usia lebih matang, mereka akan lebih stabil tidak hanya dari income tapi juga pengeluaran," jelas dia.

Diakui Indah, memang banyak perbedaan yang timbul ketika seseorang belanja online dibanding offline. Salah satunya, belanja online lebih efisien dalam hal waktu, biaya, hingga tenaga dibandingkan belanja online.

"Belanja online juga terpengaruh oleh konsumer review, begitu juga harga yang bisa kita bandingkan dengan mudah. Bedanya dengan offline, orang kalau belanja di offline mereka butuh interaksi dengan sales yang ada di toko, mereka bisa coba (produk)," jelas dia.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag Kasan mengatakan, kenaikan tren belanja online ini didorong dari kenaikan penetrasi internet yang meningkat sebesar 79 persen atau sekitar 5 juta orang.

Baca Juga: EXCL Mau Rambah Bisnis Blockchain, Bagaimana Prospeknya?

Dia menambahkan, ekonomi digital juga akan diproyeksikan tumbuh menjadi 23,6 persen dari PDB nasional pada tahun 2030.

"Saat ini e-commerce masih menyumbang pertumbuhan ekonomi digital dalam hal ini Bank Indonesia memperkirakan angka transaksi e-commerce mencapai Rp 533 triliun, naik sekitar 12 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Tahun depan tentu proyeksinya jauh lebih menjanjikan, jadi cuannya lebih banyak," pungkas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI