Suara.com - Harga minyak turun pada hari Kamis (7/12/2023) ke posisi terendah dalam enam bulan, karena investor khawatir akan lesunya permintaan energi di Amerika Serikat dan Tiongkok.
Mengutip Reuters, Jumat (8/12/2023) minyak mentah berjangka Brent turun 25 sen menjadi $74,05 per barel sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun 4 sen menjadi US$69,34.
Kedua benchmark tersebut mencatatkan harga terendah sejak akhir Juni tahun ini.
Importir minyak terbesar dunia (Tiongkok) menutup kebutuhannya akan minyak mentah, tekanan tetap ada pada harga karena produsen terbesar, Amerika Serikat, terus melanjutkan produksinya,. kata analis PVM Oil John Evans.
Produksi Amerika tetap mendekati rekor tertinggi lebih dari 13 juta barel per hari, data Administrasi Informasi Energi AS menunjukkan pada hari Rabu.
Stok bensin AS naik 5,4 juta barel pekan lalu menjadi 223,6 juta barel, kata EIA, lebih dari lima kali lipat peningkatan 1 juta barel yang diperkirakan.
Kekhawatiran terhadap perekonomian Tiongkok juga membatasi kenaikan harga minyak.
Data bea cukai Tiongkok menunjukkan bahwa impor minyak mentah pada bulan November turun 9 persen dari tahun sebelumnya karena tingkat persediaan yang tinggi, indikator ekonomi yang lemah dan melambatnya pesanan dari penyulingan independen melemahkan permintaan.
Meskipun total impor Tiongkok turun setiap bulan, ekspor tumbuh pada bulan November untuk pertama kalinya dalam enam bulan, menunjukkan peningkatan arus perdagangan global mungkin membantu sektor manufaktur.
Lembaga pemeringkat Moody.s memberikan peringatan penurunan peringkat pada Hong Kong, Makau dan banyak perusahaan milik negara serta bank Tiongkok pada hari Rabu, sehari setelah lembaga tersebut memberikan peringatan penurunan peringkat pada peringkat kredit negara Tiongkok.