Suara.com - Daya beli masyarakat Indonesia menjelang tutup tahun mengalami kelesuan yang cukup signifikan, meski demikian Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto memperkirakan konsumsi rumah tangga akan rebound lebih tinggi saat Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Sektor perekonomian yang juga akan ikut terkerek oleh pemilu antara lain sektor makanan, minuman, pakaian, alas kaki, jasa perawatan, transportasi, komunikasi, hotel, restoran, dan perlengkapan rumah tangga.
"Gambarannya adalah sektor-sektor fast moving consumer goods (FMCG) akan menikmati windfall hajatan 5 tahunan," kata Eko dalam Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2024 di Jakarta, Rabu (6/12/2023).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Pemilu 2019 yang dilaksanakan pada kuartal II, konsumsi rumah tangga tumbuh lebih tinggi dari tiga kuartal lain yakni sebesar 5,18 persen.
Baca Juga: AHY Fokus Dulang Suara Demokrat di Wilayah DKI Jakarta dan Jawa
Konsumsi rumah tangga yang naik karena pemilu juga diyakini turut andil dalam penurunan tingkat kemiskinan dari 9,36 persen pada Maret 2023 menjadi 9,16 persen pada 2024.
Di samping itu, tingkat kemiskinan juga turun karena bantuan sosial dan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).
Indef juga memproyeksikan perputaran uang di tahun politik akan mencapai Rp100 triliun, yang berasal dari belanja makanan, minuman, akomodasi, hotel, transportasi, hingga logistik.
Ditempat yang sama Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad mengatakan perputaran uang tersebut akan terjadi sangat luar biasa besar dalam kurun waktu yang sangat cepat.
"Perputaran uang ini menjadi sinyal positif bagi ekonomi," ujar Tauhid
Baca Juga: Di Depan Santri Mahfud Sebut Politik Tidak Kotor, yang Kotor Para Pemainnya