Anak Usaha DOID Mau Terbitkan Obligasi Senilai Rp1,5 Triliun

Senin, 04 Desember 2023 | 19:26 WIB
Anak Usaha DOID Mau Terbitkan Obligasi Senilai Rp1,5 Triliun
Ilustrasi. PT. Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), anak usaha PT. Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), untuk pertama kalinya akan menawarkan Obligasi I BUMA Tahun 2023 dengan nilai Rp1,5 T.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT. Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), anak perusahaan PT. Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), untuk pertama kalinya akan menawarkan Obligasi I BUMA Tahun 2023 dengan nilai sebanyak-banyaknya sebesar Rp1,5 triliun.

Masa Penawaran Awal dimulai pada hari Senin, 4 Desember 2023 dan akan berakhir pada hari Jumat, 8 Desember 2023. Langkah awal BUMA di pasar obligasi Indonesia ini sekaligus juga memperkuat kredibiltas BUMA sebagai perusahaan jasa pertambangan terkemuka di Indonesia dan Australia.

Indra Kanoena, Presiden Direktur BUMA, mengatakan, penawaran Umum Obligasi I BUMA Tahun 2023 merupakan wujud komitmen perusahaan untuk terus memberikan nilai tambah jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan.

"Kami percaya bahwa penerbitan obligasi ini akan memperkuat kepercayaan investor dari dalam negeri untuk mendukung industri pertambangan yang berkelanjutan," kata Indra dalam keterangannya Senin (4/12/2023).

Baca Juga: Tabir Gelap Keuangan Waskita Karya, Laju Saham WSKT Kembali Dihentikan

Penempatan dana obligasi ini direncanakan untuk mendorong pertumbuhan BUMA, termasuk peningkatan modal untuk pengembangan bisnis serta penguatan strategi efisiensi operasional yang berkesinambungan.

Penawaran Umum Obligasi I BUMA Tahun 2023 terdiri dari tiga (3) seri; seri A dengan jangka waktu tiga ratus tujuh (370) Hari Kalender, seri B dengan jangka waktu tiga (3) tahun, dan seri C dengan jangka waktu lima (5) tahun, terhitung sejak tanggal emisi. Dalam aksi korporasi ini, BUMA menunjuk PT Mandiri Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi.

Silfanny Bahar, Direktur BUMA, mengatakan perusahaan memiliki rekam jejak yang terbukti andal dalam mengelola arus kas perusahaan secara tangguh. "Fokus kami ke depan adalah terus meningkatkan arus kas dari klien-klien Indonesia dan Australia, mengelola biaya dengan memanfaatkan teknologi inovatif, serta melakukan ekpansi bisnis sesuai strategi yang telah kami tetapkan. Kami berkomitmen untuk menjaga manajemen keuangan yang solid, terutama dalam mempertahankan metrik kredit yang kuat, serta memperkuat posisi kami yang dominan di sektor pertambangan, baik di Indonesia maupun di Australia," paparnya.

BUMA merupakan kontraktor dengan pangsa pasar terbesar kedua di sektor jasa pertambangan Indonesia dan menjadi kontraktor kelas satu (tier 1) yang disegani di Australia. BUMA memiliki order book yang kuat, mencakup kemitraan jangka panjang dan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan tambang terkemuka di berbagai lokasi, komoditas, dan disiplin tambang di Indonesia dan Australia.

Dengan komitmen yang teguh terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) untuk mencapai emisi net-zero pada tahun 2050, BUMA telah memberikan kontribusi signifikan terhadap kemajuan Delta Dunia Group, terbukti dengan pencapaian Group sebagai perusahaan dengan kinerja terbaik kedua di sub-industri batubara global, sesuai penilaian Sustainalytics ESG Risk Rating.

Baca Juga: Masuk Bisnis Tembaga, DOID Tambah Kepemilikan Saham di Asiamet jadi 34,5%

Delta Dunia Group secara substansial meraih kemajuan pada skor ESG Risk Rating dari 42,4 pada tahun 2022 menjadi 32,7 pada bulan Juli 2023, menandai peningkatan sebesar 10 poin (atau 25%).

Kinerja BUMA selama sembilan bulan di 2023 telah berhasil memecahkan rekor pendapatan yakni sebesar USD1,363 milliar dengan EBITDA USD308 juta, yang menghasilkan keuntungan bersih sebesar USD30 juta. Kinerja ini menggambarkan pengelolaan keuangan perusahaan yang sangat baik dan pertumbuhan perusahaan yang pesat.

Pada periode yang sama, BUMA menunjukkan kapasitas arus kas yang tangguh, di mana arus kas operasional perusahaan melonjak menjadi USD237 juta. Dengan EBITDA yang terus meningkat dan mencapai peningkatan rasio utang bersih terhadap EBITDA sebesar 1,85x, perusahaan siap untuk mempertahankan metrik kredit yang kuat.

"Penawaran Umum Obligasi I BUMA Tahun 2023 semakin memperluas diversifikasi strategi pembiayaan kami yang saat ini terdiri dari Obligasi, Pinjaman Bank Konvensional dan Syariah, serta skema pembiayaan Leasing, yang semuanya dalam mata uang Dollar AS. Langkah strategis ini mengukuhkan komitmen kami terhadap transparansi, akuntabilitas, serta pelibatan komunitas investasi di pasar kami," tutup Indra.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI