Suara.com - Rencana divestasi saham Pemerintah Indonesia terancam sulit terpenuhi sesuai dengan target lantaran harga yang ditawarkan terlalu mahal.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir pada pekan lalu yang menyebut, valuasi harga saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) terlalu tinggi, menjadi hambatan dalam proses divestasi.
Menurut Erick, meskipun master agreement untuk 14% saham sudah disepakati, valuasi harga belum tercapai, dan kendala utamanya adalah persepsi bahwa valuasi tersebut terlalu tinggi.
"Negosiasi harga semurah-murahnya," kata Erick Thohir.
Baca Juga: Tak Sampai 121 Brand, Ini Daftar Lengkap Produk Pro Israel yang Harus Diboikot Versi BDS Indonesia
Hal serupa juga disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif yang meminta INCO melepas harga saham di bawah pasar.
“Harganya belum, yang penting harus lebih murah dari harga pasar,” kata dia.
Sementara, Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat, memperkirakan harga saham 14% yang akan dialihkan ke MIND ID kemungkinan akan di atas nilai buku perusahaan, yang saat ini berada di level Rp 4.000 per saham.
Teguh menekankan bahwa proses negosiasi harga kemungkinan akan cukup panjang, mengingat Kementerian BUMN ingin membeli saham dengan harga serendah-rendahnya, sementara Vale Canada Ltd (VCL) cenderung mempertahankan harga tinggi, mengingat divestasi akan mengurangi porsi kontrol mereka di INCO.
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto berharap, pemerintah segera mengambil kendali operasional dan keuangan di PT Vale Indonesia.
Baca Juga: Jrengg! DPR Tolak Perpanjangan Kontrak Vale, Jika Menteri ESDM Tak Lakukan Ini
Bahkan, menurutnya, jika INCO memberikan harga saham divestasi terlalu tinggi, maka pemerintah bisa menghentikan izin tambahan.
Sebagai informasu, kepemilikan saham Indonesia di INCO melalui MIND ID saat ini baru sekitar 20%, dan penambahan 14% akan membuat MIND ID memiliki 34% saham Vale.
Pemegang mayoritas saham saat ini adalah Vale Canada Limited (VCL) dengan 43,79% saham, diikuti oleh Sumitomo Metal Mining Co. Ltd (SMM) sebesar 15,03%.