Anies Baswedan Ungkap Program Kontrak Pertanian Pengganti Food Estate Era Jokowi

M Nurhadi Suara.Com
Senin, 27 November 2023 | 09:09 WIB
Anies Baswedan Ungkap Program Kontrak Pertanian Pengganti Food Estate Era Jokowi
Calon presiden Anies Baswedan. [Suara.com/Novian]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Capres yang didukung PKB dan PKS, Anies Baswedan mengungkapkan program andalannya dalam sektor pertanian yakni sistem kontrak pertanian. 

Kontrak pertanian adalah program kesepakatan kerja sama antara petani dan perusahaan pengolahan atau pemasaran produk pertanian untuk menghasilkan produk sesuai dengan perjanjian yang dibuat oleh kedua belah pihak.

Dalam Konferensi Orang Muda Pulihkan Indonesia di Jakarta, Sabtu (25/11/2023) kemarin, Anies mengingingkan agar Indonesia fokus tidak hanya pada food estate tapi melalui contract farming dibangun untuk Indonesia ke depan.

Dalam kesempatan tersebut, Anies menjelaskan, alasan di balik keinginannya untuk membangun sistem kontrak pertanian daripada food estate. Salah satunya adalah mengubah pendekatan dari yang semula bersifat sentralistik menjadi desentralisasi.

Baca Juga: Alasan Anies Baswedan dan PKS Tolak Proyek IKN Nusantara, Minta Jakarta Tetap Ibukota

Pendekatan ini bertujuan untuk memberdayakan petani yang telah lama berkontribusi, memberikan mereka peran yang lebih besar.

“Kami ingin memastikan bahwa petani di seluruh wilayah Indonesia memiliki kesetaraan dan peluang untuk ikut serta dalam pasar produk pertanian di Indonesia,” ujar Anies.

Kemudian, Anies berkeinginan untuk mengalihkan fokus pada sektor pertanian. Menurutnya, food estate lebih berfokus pada ekstensifikasi pertanian, yang dianggapnya dapat menimbulkan masalah lingkungan, terutama dalam konteks ekologi.

Dengan pertimbangan tersebut, Anies bertujuan untuk mengalihkan fokus pada pendekatan contract farming yang mengutamakan intensifikasi pertanian rakyat untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

“Jadi, petani yang ada di berbagai daerah tidak boleh terlupakan. Sebaliknya, pemerintah harus menjadikan mereka mitra, mengajak mereka terlibat, dan memberikan fasilitasi yang diperlukan,” kata Anies.

Baca Juga: PKS Minta Diakomodir Gagasan Tolak Ibu Kota Pindah, Begini Respons Anies Baswedan

Selanjutnya, Anies ingin merubah mekanisme penyerapan hasil pertanian. Dalam kerangka kontrak pertanian, dia berkeinginan untuk mengubah cara penyerapan hasil pertanian melalui skema kontrak kerja.

Menurut Anies, skema ini telah berhasil diterapkan saat dia menjabat sebagai gubernur di Jakarta. Pada saat itu, dia menjalin kerjasama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di seluruh Indonesia dan membentuk kontrak selama lima tahun untuk membeli hasil produksi pertanian.

“Dengan cara ini, rantai nilai terpotong, harga gabah meningkat, dan warga di Jakarta mendapatkan harga beras yang lebih terjangkau. Kedua belah pihak mendapat manfaat, sementara petani mendapatkan kepastian jangka panjang,” ungkap Anies.

Poin terakhir yang ingin dia sampaikan adalah mengenai perubahan kepemilikan lahan pertanian. Dalam pendekatan food estate, lahan pertanian seringkali dikuasai oleh pemodal. Namun, pada konsep contract farming, pendekatan ini diubah sehingga pemodal dan petani sama-sama terlibat dalam pengelolaan pertanian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI