Suara.com - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada bulan Oktober 2023 mulai menunjukkan angka defisit setelah berhasil mencatakan surplus 9 bulan beruntun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan hingga akhir Oktober 2023 defisit APBN mencapai Rp700 miliar atau 0,003 persen dari produk domestik bruto (PDB).
"Dengan posisi ini, maka postur APBN sudah mulai defisit sebesar Rp700 miliar atau 0,003% dari PDB. Namun, dari sisi keseimbangan primer surplus Rp365,4 triliun," tuturnya dalam Konferensi Pers APBN KiTA secara virtual, Jumat (24/11/2023).
Keseimbangan primer adalah total pendapatan negara dikurangi anggaran belanja negara, di luar pembayaran bunga utang.
Baca Juga: Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI Tumbuh Tinggi Diantara Negara ASEAN dan G20
Ani sapaan akrabnya mengatakan defisit APBN per Oktober 2023 ini disebabkan pendapatan negara yang mencapai Rp2.240,1 triliun. Ini tumbuh 2,8% secara tahunan (yoy) serta sudah menyentuh 90,9 persen dari target APBN 2023.
Jika dirinci, pendapatan negara hingga Oktober 2023 terkumpul Rp2.240,1 triliun atau 90,9% dari target APBN tahun anggaran 2023.
Realisasi pendapatan negara tersebut meningkat 2,8% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Sejalan dengan itu, realisasi belanja negara telah mencapai Rp2.240,8 triliun atau mencapai 73,2% dari pagu 2023. Realisasi belanja negara ini turun 4,7% dari periode yang sama pada 2022.