Suara.com - Perusahaan semikonduktor asal Amerika Serikat, Broadcom, resmi mengakuisisi perusahaan komputasi awan, VMware, pada Kamis (23/11/2023). Nilai transaksi akuisisi ini mencapai US$69 miliar atau sekitar Rp1.000 triliun.
Akuisisi ini merupakan salah satu akuisisi terbesar dalam sejarah industri teknologi. Broadcom akan menggunakan teknologi VMware untuk memperluas bisnisnya di bidang infrastruktur jaringan dan komputasi awan.
"Akuisisi ini akan menciptakan perusahaan teknologi yang lebih kuat dan inovatif," kata Hock Tan, CEO Broadcom.
"Kami percaya bahwa teknologi VMware akan menjadi aset yang berharga bagi Broadcom." tambahnya.
Baca Juga: Akuisisi Sekuritas, Pluang Perkuat Pertumbuhan Pasar Modal Nasional
VMware merupakan perusahaan yang menyediakan solusi perangkat lunak untuk virtualisasi dan cloud computing. Perusahaan ini memiliki lebih dari 500.000 pelanggan di seluruh dunia, termasuk perusahaan-perusahaan besar seperti Amazon, Microsoft, dan Google.
Akuisisi ini diperkirakan akan selesai pada tahun 2024. Broadcom mengatakan bahwa akuisisi ini akan menciptakan sinergi yang signifikan bagi kedua perusahaan.
Dampak Akuisisi
Akuisisi ini diperkirakan akan memiliki dampak signifikan bagi industri teknologi. Broadcom akan menjadi perusahaan teknologi terbesar kedua di dunia, setelah Microsoft.
Akuisisi ini juga diperkirakan akan meningkatkan persaingan di industri komputasi awan. Broadcom akan menjadi pesaing yang kuat bagi perusahaan-perusahaan komputasi awan lainnya, seperti Amazon Web Services, Microsoft Azure, dan Google Cloud Platform.
Baca Juga: Roark Capital Caplok Saham Restoran Subway Senilai Rp137 Triliun
Selain itu, akuisisi ini juga diperkirakan akan berdampak pada pasar tenaga kerja. Broadcom diperkirakan akan melakukan penggabungan dan restrukturisasi setelah akuisisi ini selesai.
Akuisisi ini merupakan langkah strategis bagi Broadcom untuk memperluas bisnisnya di bidang infrastruktur jaringan dan komputasi awan. Teknologi VMware akan menjadi aset yang berharga bagi Broadcom untuk bersaing di pasar yang terus berkembang.
Namun, akuisisi ini juga menimbulkan kekhawatiran dari beberapa pihak. Kekhawatiran tersebut antara lain terkait dengan kemungkinan persaingan yang tidak sehat, dampak terhadap pasar tenaga kerja, dan potensi pelanggaran privasi.