Suara.com - Pembangunan tol trans Jawa berdampak signifikan terhadap kelangsungan bisnis rumah makan yang dulu eksis di sepanjang jalur pantai utara. Baru-baru ini viral di media sosial Tiktok penampakan sebuah rumah makan yang hancur terdampak Tol Cipali. Video yang diunggah oleh akun @googlestreetfootage itu menampakkan kondisi rumah makan Barokah Indah yang kontras sejak 2013 – 2023 sebagai dampak dibangunnya Tol Cipali.
Gambar-gambar tersebut merupakan kompilasi dari tangkapan layar yang diambil dari Google Street View. Pada 2013 palang rumah makan masih terpampang jelas. Kondisi bangunan pun tampak rapi tanpa coretan di dindingnya. Sejumlah bus terparkir yang menandakan rumah makan tersebut memang didatangi pengunjung.
Namun kondisi tersebut berubah drastis sejak 2015. Meski bangunan masih terlihat, tidak ada lagi bus yang terparkir. Lambat laun, tidak ada lagi bus berhenti. Halaman yang biasa digunakan sebagai tempat parkir pun mulai ditumbuhi ilalalang. Terakhir bangunan tampak tidak terawat dengan vandalisme pada temboknya.
Fenomena jalan tol yang membunuh eksistensi warung makan sepanjang pantura memang bukan pertama kali terjadi. Pasalnya, warung-warung pinggir jalan ini mengandalkan penumpang bus atau mobil lintas kota sebagai konsumen utama.
Baca Juga: 4 Rumah Makan Khas Sunda di Bandung yang Wajib Kamu Kunjungi
Namun, sejak dibangunnya jalan tol, mereka lebih memilih melintasi jalan bebas hambatan dengan pertimbangan waktu tempuh. Terlebih, di hari – hari lebaran saat banyak pemudik seharusnya melintas untuk kembali ke kampung halaman di jalur-jalur keluar Jakarta, termasuk jalur yang kini menjadi Tol Cipali.
Melansir suara.com. salah satu pemilik toko oleh-oleh di pinggir jalan Cikampek, Hendi (52) mengaku, sejak tol Cipali dibuka warungnya jadi lengang. Biasanya setiap tahun menjelang arus mudik hingga lebaran warungnya selalu ramai dari para pemudik yang mampir belanja makanan. "Sekarang warung sepi sejak tol Cipali dibuka, karena pembeli jelang lebaran ini adalah pemudik," ujar Hendi kepada Suara.com.
Hendi mengaku, kepadatan kendaraan pemudik di kawasan Cikampek selama ini menjadi berkah bagi dia dan pedagang lainnya. Keramaian pemudik diakuinya benar-benar membantu meningkatkan kesejahteraan hidupnya yang dahulu hanya pedagang asongan. Kini, kini ia bisa memiliki toko oleh-oleh di pinggir jalan raya Cikampek arah Cirebon.
Hal senada juga diutarakan oleh Aminah (42), pedagang oleh-oleh makanan di pinggir jalan Cikampek. Dia mengaku penghasilannya menurun drastis sejak tol Cipali beroperasi. Warungnya sepi dari pemudik yang melintas.
"Dulu hari biasa omset sehari Rp2 juta, kalau saat arus mudik jelang lebaran bisa mencapai lima kali lipatnya Rp10 juta-an, tapi sekarang sepi," ungkap Aminah.
Baca Juga: 8 Potret Warung Makan Ayah Rojak, Dituduh Plagiat Usaha Mandra
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni