Suara.com - PT Waskita Karya Tbk (WSKT) berencana akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 8 Desember 2023. Salah satu agenda yang paling jadi sorotan adalah soal perombakkan jajaran direksi dan komisaris di BUMN kontruksi plat merah tersebut.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pun dikabarkan tengah mencari sosok yang paling tepat dalam agenda perombakkan kali ini.
Diketahui saat ini Waskita Karya tengah menghadapi kesulitan keuangan yang begitu pelik, saat ini perseroan menanggung utang yang kian hari kian menumpuk.
Bahkan, beberapa kali Waskita Karya melakukan pengajuan penundaan utang yang jatuh tempo. Selain itu, perusahaan juga harus wira-wiri ke pengadilan menghadapi serangkaian gugatan pailit dari para kreditur maupun perusahaan vendor (subkontraktor).
Baca Juga: Gerakan Nasional BBI-BBWI Sukses Ajak UKM Naik Kelas melalui Harvesting Day
Dalam agenda pertama RUPS tersebut Waskita Karya akan meminta Persetujuan atas Usulan Restrukturisasi Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-2/MBU/03/2023 Tahun 2023 tentang Pedoman Tata Kelola dan Kegiatan Korporasi Signifikan Badan Usaha Milik Negara.
Kedua, Perubahan Susunan Pengurus Perseroan. Selain itu Waskita Karya akan membahas 9 mata acara lainnya yakni penyampaian laporan tahunan termasuk laporan tugas pengawasan dewan komisaris dan laporan keuangan konsolidasian tahun buku 2022, serta persetujuan perubahan susunan pengurus Waskita.
Dalam laporan Keuangan Konsolidasi Interim per 30 Juni 2023 yang dipublikasikan perseroan, total utang Waskita Karya sudah mencapai Rp 84,31 triliun.
Rinciannya terdiri dari utang jangka pendek Rp 22,79 triliun yang harus segera dibayar dan utang jangka panjang yang jumlahnya Rp 61,51 triliun.
Selain utang, Waskita Karya juga terus mencatatkan rugi selama kurun waktu 5 tahun berturut-turut. Dalam laporan keuangan kuartal II-2023.
Baca Juga: Kementerian Erick Thohir Dorong Perencanaan Matang di Program TJSL
Waskita Karya juga mencatatkan rugi sebesar Rp 2,23 triliun. Sebelumnya, perusahaan ini juga tak pernah sekalipun untung sejak tahun 2019.