Suara.com - Nexa akan menyelenggarakan Next Level AI Conference dengan tema Unlocking Business Opportunities and Efficiency with Artificial Intelligence. Acara ini akan membahas potensi dan cara memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) bagi pelaku bisnis, baik dalam meningkatkan efisiensi maupun membuka peluang bisnis baru.
Konferensi ini akan diadakan pada 23 November 2023 dengan mengundang akademisi dan praktisi teknologi ternama Indonesia. Akan hadir Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Nezar Patria, yang akan memaparkan keseriusan Pemerintah RI dalam mendorong pemanfaatan AI di Indonesia.
Acara ini juga akan menghadirkan Ilham Habibie (Ketua Tim Pelaksana Wantiknas), Bambang Riyanto (Guru Besar ITB dan Co-Founder KORIKA), dan Pulung Nurtantio Andono (Guru Besar Universitas Dian Nuswantoro) yang akan berbicara potensi AI di lingkungan bisnis.
Selain itu, acara ini juga menghadirkan Ditto Anindita (CEO Botika), Rio Anugrah (CTO RCTI+), Setiaji (Chief of DTO Kementerian Kesehatan), Megawati Khie (Director, Chanel of Strategic Partnership South East Asia, Google Cloud), Panji Wasmana (Director, National Technology Officer Microsoft Indonesia), Eggy Tanuwijaya (Director of Solutions Architect Alibaba Cloud), Gildas Deograt (Pakar Cyber Security), dan Hana Abriyansyah (Pakar Cyber Security).
Baca Juga: Teknologi Hijau Berbasis AI Bisa Dorong Ekonomi Global hingga Rp 81 Ribu Triliun
Semua pembicara ini akan berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka dalam menyusun strategi implementasi AI.
Teknologi AI dipastikan akan semakin penting bagi pelaku bisnis di masa depan. Studi McKinsey berjudul The State of AI in 2022 menyebut, pemanfaatan teknologi AI oleh perusahaan di seluruh dunia naik dua kali lipat dibanding tahun 2017.
Area pemanfaatan AI pun terus meluas, dari 1,9 proses bisnis di tahun 2018 menjadi 3,8 proses bisnis di tahun 2022. Data ini menunjukkan, semakin banyak perusahaan yang melihat potensi AI dalam mendukung bisnisnya.
Pemerintah Indonesia juga terus mendorong implementasi AI di Indonesia. Contohnya dengan peluncuran Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial RI (Stranas KA) 2020-2045 oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Strategi tersebut dibuat sebagai arah kebijakan nasional dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan.
“Tiga pilar penting sebagai landasan kolaborasi dalam menghadapi masa depan AI adalah Policy (kebijakan), Platform (aplikasi), dan People (sumber daya manusia) atau disingkat 3P,” ungkap Nezar Patria ditulis Senin (20/11/2023).
Baca Juga: Kemenkominfo Susun Etika Pengembangan AI
Meski menawarkan potensi yang luar biasa, adopsi teknologi AI memang memiliki tantangan tersendiri. Studi Deloitte menunjukkan, tantangan terbesar adalah menyelaraskan inisiatif AI dengan tujuan bisnis, mengelola risiko, serta memberikan keyakinan kepada manajemen terkait inisiatif AI tersebut.
Karena itulah di Next AI Level Conference ini, pembahasan juga akan difokuskan pada pengalaman perusahaan yang sukses mengimplementasikan AI.
“Acara ini akan menghadirkan pembicara dari Google, Microsoft, dan Alibaba yang telah banyak membantu perusahaan global dalam implementasi AI. Selain itu kita juga bisa belajar dari organisasi Indonesia yang telah implementasi AI, Kementerian Kesehatan, RCTI+, serta Botika,” ungkap Priyo Suyono (CEO Nexa).
Next Level AI Conference: Unlocking Business Opportunities and Efficiency with Artificial Intelligence akan dihadiri oleh lebih dari 1000 pelaku bisnis di Semarang dan sekitarnya. Acara ini juga didukung InfoKomputer (media di bawah Grid Network, Kompas Gramedia Group) dan agensi kreatif Kitatama.