Tekan Risiko Kecelakaan, Komunitas Sopir Truk Gelar Edukasi Safety Driving

Iwan Supriyatna Suara.Com
Senin, 20 November 2023 | 08:39 WIB
Tekan Risiko Kecelakaan, Komunitas Sopir Truk Gelar Edukasi Safety Driving
Pelatihan Keselamatan Berkendara (Safety Driving) di Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kecelakaan lalu lintas terjadi akibat berbagai faktor mulai dari kondisi kendaraan yang tidak layak jalan, faktor pengendara yang kelelahan hingga persiapan tidak maksimal.

Faktor-faktor tersebut diingatkan oleh para sukarelawan Ganjar Pranowo yang tergabung dalam Komunitas Sopir Truk dalam Pelatihan Keselamatan Berkendara (Safety Driving) di Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur.

“Kami hari ini ada kegiatan pelatihan untuk sopir-sopir. Safety driving kami kasih tahu sopir supaya di jalan mereka sesuai dengan aturan pemerintah berkendaranya,” kata Koordinator Wilayah KST Jakarta, Amirul Amin ditulis Jumat (20/11/2023).

Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, jumlah kecelakaan lalu lintas melibatkan kendaraan angkutan barang seperti truk, menduduki peringkat kedua setelah sepeda motor, dengan angka 12 persen dari total kecelakaan pada 2022.

Kondisi itupun tak hanya menimbulkan korban jiwa dan luka-luka dari kalangan sopir maupun warga lainnya, tetapi juga kerugian materil yang sangat mahal dan merugikan para pengusaha.

Oleh karena itu, Amin dan para sukarelawan KST menekankan pentingnya persiapan yang matang pada kendaraan maupun sopir yang akan bertugas membawanya.

“Yang perlu diperhatikan juga sebelum berkendara seperti air (radiator), oli, tekanan ban, kapasitas ban, kapasitas muatan itu berapa banyak. Itu sudah kita edukasi ke semua peserta tadi yang datang,” katanya.

Menurut Amin, persiapan itu perlu dilakukan tak hanya oleh sopir tapi juga pihak pemilik atau pengelola kendaraan yang akan digunakan untuk membawa barang-barang perniagaan.

Sehingga, saat terjadi kecelakaan lalu lintas melibatkan truk angkutan barang publik tidak hanya menyalahkan sopir tetapi juga pihak pemilik atau pengelola kendaraan yang digunakan.

Baca Juga: Kronologi Elf Tertabrak Kereta Probowangi Di Lumajang Tewaskan 11 Orang

“Sopir itu karena memang di Indonesia masih (dinilai sebagai) pekerjaan yang bawah, dianggap sebelah mata. Pemilik mobil, yang mempekerjakan (sopir) juga masih sering melalaikan (aturan keselamatan),” ujar Amin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI