Joe Biden Bikin Ulah, Ucapan Kontroversinya Bikin Negara Xi Jinping Marah

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 17 November 2023 | 13:39 WIB
Joe Biden Bikin Ulah, Ucapan Kontroversinya Bikin Negara Xi Jinping Marah
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kanan) dan Presiden China Xi Jinping (kiri) berjabat tangan saat bertemu di sela-sela KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, Senin (14/11/2022). [SAUL LOEB / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kembali membuat kontroversi. Usai sebelumnya mengharapkan kerjasama dengan China, ia justru menyebut Presiden Xi Jinping sebagai seorang diktator, setelah pertemuan dua negara.

Menanggapi hal ini, pemerintah China melalui Kemenlu China pada Kamis (16/11/2023) bereaksi keras dan menyebut Biden sebagai manipulator politik.

Sebelumnya, Joe Biden menggelar konferensi pers tunggal setelah empat jam pertemuan dengan Xi di San Francisco. 

Ketika ditanya apakah ia masih memandang Xi sebagai seorang diktator, sesuai dengan pernyataannya pada bulan Juni, Biden menjawab, "Iya, benar. Dia seorang diktator dalam arti bahwa dia memimpin negara komunis dengan bentuk pemerintahan yang sepenuhnya berbeda dari yang kita miliki," seperti dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Belum Akan Berakhir, Presiden AS Biden Tetap Dukung Agresi Israel Terhadap Palestina

China segera merespon keras pernyataan Biden. Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Mao Ning, menyatakan bahwa pernyataan Biden sangat keliru dan merupakan manipulasi politik yang tidak bertanggung jawab.

"Saya ingin menekankan bahwa selalu ada orang-orang dengan motif tersembunyi yang mencoba menanamkan perselisihan dan merusak hubungan China-AS, dan upaya ini tidak akan berhasil," tambahnya.

Saat diminta klarifikasi mengenai siapa yang dimaksud, Mao menolak dengan menyatakan, "Saya pikir siapa pun yang mencoba melemahkan dan menanamkan perselisihan antara China dan AS tahu hal itu."

Perselisihan ini terjadi usai Biden dan Xi menyepakati pemulihan komunikasi militer antara kedua negara. Kesepakatan lainnya melibatkan langkah-langkah China dalam menangani produksi bahan-bahan untuk fentanil, yang bertanggung jawab atas epidemi penyalahgunaan opioid yang mematikan di AS.

Hubungan China dan Amerika Serikat sedikit membaik belakangan seiring komunikasi dua negara yang terus terjalin. Namun, pernyataan Joe Biden bisa dianggap sebagai sandungan baru AS untuk mendekati raksasa Asia tersebut.

Baca Juga: 'Carpet Bombing' Siasat Israel Habisi Gaza Mirip Serangan AS ke Irak Tahun 2003

Sebelumnya, sebelum pertemuan Biden-Xi, ratusan pengkritik Beijing melakukan unjuk rasa di pusat kota, menyerukan "bebaskan Tibet" dan "bebaskan Hong Kong."

Pernyataan serupa Biden pada bulan Juni sebelumnya mendapat tanggapan dari Beijing yang menyebutnya tidak masuk akal, namun hal ini tidak menghentikan kedua pihak untuk mengadakan pembicaraan ekstensif guna memperbaiki hubungan yang tegang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI