Aku Investor Saham: Langkah Awal Menuju Kemandirian Finansial di Pasar Modal

Kamis, 16 November 2023 | 11:53 WIB
Aku Investor Saham: Langkah Awal Menuju Kemandirian Finansial di Pasar Modal
Ilustrasi saham. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lo Kheng Hong, Bekti Sutikna, dan Yudha Ramadhan adalah nama yang tidak asing di dunia investasi, khususnya saham. Mereka adalah bagian dari investor saham yang aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) dengan karakter investasi saham yang berbeda-beda.

Tentu masih ada investor saham lainnya yang mungkin tidak muncul namanya di media, baik media mainstream atau media sosial.

Jumlah investor pasar modal pada tahun 2022 sebanyak 10.311.152 investor. Data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal hingga akhir September 2023 tercatat 11,6 juta investor.

Jumlah itu mengalami peningkatan pesat sejak tahun 2017 sebanyak 1.122.668 investor. Produk pasar modal ada beberapa jenis produk, satu di antaranya adalah saham.

Lo Kheng Hong, yang sering disebut Warren Buffett-nya Indonesia adalah investor saham dengan menitikberatkan pada value investor, sehingga ia membeli saham untuk jangka waktu yang relatif lama.

Sedangkan Bekti Sutikna, yang juga penulis buku merupakan investor saham dengan teknik scalper atau beli saham dan dijual dalam hitungan menit atau jam. Kemudian Yudha Ramadhan, seorang komika yang dikenal dengan nama Yudha Keling merupakan investor saham.

Banyak yang melihat, ketiga orang ini bisa memiliki penghasilan yang luar biasa sebagai investor saham. Proses mereka untuk sukses pun sebenarnya tidak singkat.

Lo Kheng Hong sudah puluhan tahun menjadi investor saham. Bekti Sutikna dan Yudha Keling juga melalui proses pembelajaran, agar bisa menjadi seorang full investor saham.

Di sisi lain, Yudha Keling sebagai komika, sering membuat video komedi singkat tentang saham. Komedi yang kerap muncul di beranda media sosial, seperti TikTok atau Instagram adalah soal dia membeli saham dan berujung kerugian.

Baca Juga: Alasan Lo Kheng Hong Borong Saham PGAS, Bukan Karena Support atau Resisten

Setiap Yudha beli saham, harga sahamnya tidak lama turun. Di balik parodi itu, ada edukasi bahwa kerugian bisa terjadi, karena tidak mempelajari dahulu karateristik perusahaan atau kondisi eksternal lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI