Saham Freeport Milik Siapa? Jokowi dan Chairman Richard Adkerson Tambah 10 Persen Saham

Rifan Aditya Suara.Com
Rabu, 15 November 2023 | 15:30 WIB
Saham Freeport Milik Siapa? Jokowi dan Chairman Richard Adkerson Tambah 10 Persen Saham
Kawasan Grasberg Mine milik PT. Freeport Indonesia (PTFI ) di Tembagapura, Mimika, Timika, Papua, Minggu (15/2). (Antara) - Saham Freeport Milik Siapa? Jokowi dan Chairman Richard Adkerson Tambah 10 Persen Saham
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejak 2018 lalu, Indonesia sudah mendapatkan keuntungan besar setelah berhasil menguasai saham PT Freeport Indonesia sebesar 51 persen. Baru-baru ini, Presiden Jokowi bertemu dengan Chairman Freeport McMoRan, Richard Adkerson dan membahas penambahan 10 persen saham. Tahukah kalian saham Freeport milik siapa saja?

Dengan memiliki saham sebesar itu, artinya kepemilikan Freeport mayoritas sudah menjadi hak milik Indonesia dan hasilnya bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat. Jika 51 persen sudah menjadi milik Indonesia, lantas bagaimana dengan 49 persen lainnya? Mungkin masih ada pertanyaan saham Freeport milik siapa saja?

Perlu diketahui lebih dulu, perusahaan yang berlokasi di Timika, Papua, Freeport Indonesia merupakan salah satu tambang emas terbesar di dunia. Perusahaan ini berafiliasi dengan Freeport McMoran Cooper and Gold Inc, dengan kantor pusat di Amerika Serikat (AS).

Pemilik Freeport McMoran ialah James Robert Moffet atau dikenal juga dengan panggilan Jim Bob Moffet. Ia berposisi sebagai chairman dan co-founder Freeport McMoran. Setelah ia wafat, Richard Adkerson menggantikan posisinya sebagai CEO dan wakil ketua Freeport Mc Moran Copper and Gold inc. 

Baca Juga: Bikin Jokowi Tersenyum, Bos Freeport Tambah Saham di Indonesia

Pemilik saham Freeport

Untuk menjawab saham freeport milik siapa, kita perlu kembali ke tahun 1967 terlebih dahulu untuk mengetahui proses kepemilikannya. Penting untuk diketahui bahwa sejak 1967, Freeport McMoran memiliki 90,64 persen saham. Sisanya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. 

Kemudian, aksi mengakuisisi saham hingga lebih dari 50 persen dilaksanakan Presiden Jokowi dan jajaran pemerintahannya pada 2018, hingga berhasil mengambil 51 persen saham Freeport Indonesia. Hal ini menghabiskan dana sebesar USD3,85 miliar. Maka sisa saham sebesar 49 persen tetap menjadi milik Freeport McMoran Copper and Gold inc. 

Penyelesaian divestasi saham PT Freeport kepada Pemerintah Indonesia melalui PT. Inalum diikuti dengan perubahan kontrak karya Freeport Indonesia menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK).

Kepemilikan saham sebesar 51 persen tersebut kemudian juga dibagi dengan komposisi 41 persen untuk Inalum dan akan masuk ke APBN sedangkan 10 persen lainnya menjadi milik Pemda Papua yang dikelola oleh PT. Indonesia Papua Metal dan Mineral (IPPM). 

Baca Juga: Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Fresh Graduate, Ini Jurusan yang Dicari

Selain kepemilikan saham mayoritas jatuh ke tangan Indonesia, susunan direksi dan dewan komisaris baru Freeport Indonesia juga didominasi oleh warga Negara Indonesia. Berikut susunannya,

Susunan Direksi Freeport Indonesia

Presiden Direktur/Direktur Utama: Clayton Allen Wenas (Tony Wenas) 
Wakil Presiden Direktur: Orias Petrus Moedak 
Direktur: Jenpino Ngabdi 
Direktur: Achmad Ardianto 
Direktur: Robert Charles Schroeder
Direktur: Mark Jerome Johnson II. 

Susunan Dewan Komisaris 

Presiden Komisaris: Richard Carl Adkerson
Wakil Komisaris Utama: Amin Sunaryadi
Komisaris: Budi Gunadi Sadikin 
Komisaris: Hinsa Siburian 
Komisaris: Kathleen Lynee Quirk 
Komisaris: Adrianto Machribie

Dalam sebuah pertemuan dengan Chairman Freeport McMoran, Richard Adkerson, di Washington DC, Senin, 13 November 2023, Presiden Jokowi mengumumkan berencana menambah kepemilikan saham di PT Freeport Indonesia sebanyak 10 persen.

Selain itu, Freeport akan mendapatkan perpanjangan izim tambang sampai 20 tahun lagi, yakni hingga 2041. Demikian itu informasi yang dapat disampaikan mengenai saham Freeport milik siapa.

Kontributor : Mutaya Saroh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI